Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Larang Budi Daya Opium di Afghanistan

Kompas.com - 04/04/2022, 07:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Antara

KABUL, KOMPAS.com - Pemerintah Taliban di Afghanistan pada Minggu (3/4/2022) melarang budi daya narkotika di Afghanistan, produsen opium terbesar di dunia.

"Sesuai dekrit yang dikeluarkan pemimpin agung Emirat Islam Afghanistan, diberitahukan kepada semua warga Afghanistan bahwa mulai sekarang, budi daya opium dilarang keras di seluruh negeri," menurut surat perintah dari pemimpin tertinggi Taliban, Haibatullah Akhundzada.

"Jika melanggar, tanamannya akan dihancurkan segera dan si pelanggar akan diperlakukan menurut hukum syariah," kata perintah tersebut, yang diumumkan dalam jumpa pers oleh Kementerian Dalam Negeri di Kabul.

Baca juga: Cerita Warga Afghanistan Rayakan Ramadhan Pertama sejak Taliban Kembali Berkuasa

Perintah itu mengatakan produksi, penggunaan, atau pengangkutan narkotika lain juga dilarang, sebagaimana dilansir Antara.

Pengendalian obat-obatan terlarang menjadi salah satu tuntutan dari komunitas internasional kepada Taliban yang merebut kekuasaan pada Agustus.

Taliban sedang berupaya mendapatkan pengakuan formal dari dunia internasional untuk mengurangi sanksi yang menghantam keras sektor perbankan, bisnis dan pembangunan.

Menjelang akhir kekuasaannya yang pertama pada 2000, Taliban melarang penanaman opium tapi menghadapi penentangan keras dan akhirnya mengubah pendirian mereka, kata sejumlah pakar.

Baca juga: Taliban Larang Perempuan Kembali Sekolah, Bank Dunia Bekukan Proyek di Afghanistan

Produksi opium Afghanistan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, menurut petani dan anggota Taliban kepada Reuters.

PBB memperkirakan nilai produksi opium di negara itu mencapai 1,4 miliar dollar AS (Rp 20,12 triliun) pada 2017.

Situasi ekonomi yang buruk telah mendorong penduduk di provinsi-provinsi tenggara untuk menanam opium karena lebih cepat dipanen dan memberi hasil lebih banyak dari tanaman lain seperti gandum.

Sumber di kalangan Taliban mengatakan kepada Reuters, mereka mengantisipasi penentangan yang keras dari beberapa elemen di kelompok itu terhadap larangan opium.

Baca juga: Perempuan Afghanistan Gelar Aksi Protes Terkait Penutupan Kembali Sekolah

Mereka juga mengatakan ada lonjakan jumlah petani opium dalam beberapa bulan belakangan.

Seorang petani di Helmand mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir harga opium telah berlipat ganda, dipicu oleh isu bahwa Taliban akan melarang budi dayanya.

Namun, dia menuturkan bahwa dirinya masih menanam opium untuk menafkahi keluarganya.

"Tanaman lain tidak menguntungkan," katanya.

Baca juga: NATO: 7.000-15.000 Tentara Rusia Tewas di Ukraina, Setara 10 Tahun Perang Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com