Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telepon Putin, Erdogan Tawarkan Pertemuan Langsung dengan Zelensky

Kompas.com - 18/03/2022, 12:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan telah memberi tahu Presiden Rusia Vladimir Putin bahwa dirinya bisa menjamu dia dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Menurut Kantor Kepresidenan Turki, dalam panggilan telepon dengan Presiden Rusia, Presiden Turki telah mengulangi tawarannya untuk menjadi tuan rumah pembicaraan antara Putin dan Zelensky di Istanbul atau Ankara.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Direktorat Komunikasi Kepresidenan Turki, Erdogan mengatakan bahwa dirinya berharap gencatan senjata yang permanen akan membuka jalan menuju solusi jangka panjang di antara kedua negara dan menekankan pentingnya diplomasi.

Baca juga: Mediasi Rusia-Ukraina, Erdogan Kirim Menlu Turki ke Moskwa dan Kyiv

Dikutip dari Sky News, Erdogan juga mengatakan koridor kemanusiaan harus berfungsi di kedua arah secara efektif dan tanpa masalah, menurut pernyataan itu.

Perang Rusia-Ukraina yang dimulai pada 24 Februari diketahui telah menarik kecaman internasional, menyebabkan pembatasan keuangan di Moskwa, dan mendorong penarikan perusahaan global dari Rusia.

Setidaknya 780 warga sipil dilaporkan PBB telah tewas dan 1.252 terluka di Ukraina sejak awal perang. Sementara, PBB mencatat bahwa kondisi di lapangan membuat sulit untuk memverifikasi jumlah sebenarnya.

Badan PBB untuk Pengungsi menyebut lebih dari 3,2 juta orang Ukraina telah melarikan diri ke negara-negara tetangga.

Permintaan Ukraina akan pertemuan langsung Putin dan Zelensky

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Senin (7/3/2022), telah meminta digelar pembicaraan langsung antara Presiden Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: 4 Syarat yang Diminta Rusia dari Ukraina jika Ingin Invasi Dihentikan Segera

Kyiv beralasan, Putin adalah orang di balik perintah invasi Rusia ke Ukraina.

"Kami sudah lama menginginkan percakapan langsung antara Presiden Ukraina dan Vladimir Putin karena kami semua mengerti bahwa dialah yang membuat keputusan akhir, terutama sekarang," katanya dalam siaran langsung televisi, dikutip dari Reuters.

"Presiden kami tidak takut pada apa pun, termasuk pertemuan langsung dengan Putin," tambah Kuleba.

"Jika Putin juga tidak takut, biarkan dia datang ke pertemuan, biarkan mereka duduk dan berbicara," lanjutnya.

Putin sendiri telah menyampaikan bahwa operasi militernya di Ukraina bisa disetop asalkan Kyiv berhenti melawan dan memenuhi tuntutan Moskwa.

Hal tersebut disampaikan Putin ketika berbicara via telepon dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Layanan pers Kremlin yang dikutip media Rusia TASS, Minggu (6/3/2022), melaporkan pembicaraan kedua pemimpin tersebut.

Baca juga: Di Tengah Invasi ke Ukraina, Pasukan Rusia Mulai Kekurangan Makanan dan Bahan Bakar

“Vladimir Putin menginformasikan kemajuan operasi militer khusus untuk melindungi Donbass, menyampaikan pendekatan dan penilaian utama dalam konteks ini, menjelaskan secara terperinci tujuan dan tugas yang ditetapkan,” kata Kremlin.

Kremlin melanjutkan, setiap upaya proses negosiasi yang gagal dimanfaatkan oleh tentara Ukraina untuk mengumpulkan kembali kekuatan dan sarananya. 

“Sehubungan dengan itu, ditegaskan bahwa penghentian operasi khusus hanya dimungkinkan jika Kyiv menghentikan aksi militer dan memenuhi tuntutan Rusia yang telah dibuat dengan sangat jelas,” ungkap Kremlin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com