Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Diduga Tembakkan Rudal Balistik Monster dan Meledak di Angkasa

Kompas.com - 17/03/2022, 10:32 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara menembakkan rudal balistik yang diduga meledak di angkasa tak lama setelah peluncurannya, kata Korea Selatan pada Rabu (16/3/2022).

Para analis memperingatkan, kemungkinan uji coba yang gagal itu adalah rudal monster Korea Utara.

Peluncuran itu--diduga uji coba senjata yang kesepuluh oleh Korea Utara tahun ini--dilakukan setelah Amerika Serikat mengatakan, negara bersenjata nuklir itu sedang bersiap menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) pada jarak penuh untuk kali pertama sejak 2017.

Baca juga: Korea Utara Diprediksi Luncurkan Rudal Monster Hwasong-17 pada April 2022

Meskipun terkena sanksi internasional atas program senjatanya, Pyongyang melakukan tujuh uji coba rudal pada Januari, dan dua kali meluncurkan komponen yang diklaim sebagai satelit pengintai.

Korea Selatan dan AS pekan lalu mengatakan, tes itu sebenarnya dari sistem ICBM baru yang belum pernah diluncurkan sebelumnya, kemungkinan Hwasong-17 yang dijuluki "rudal monster" oleh para analis setelah kali pertama diluncurkan pada parade militer Oktober 2020 .

Proyektil yang diduga rudal balistik tersebut "tampaknya meledak di udara tak lama setelah diluncurkan," kata Kepala Staf Gabungan Seoul kepada AFP.

Peluncurannya dari daerah Sunan di Pyongyang sekitar pukul 09.30, kata mereka. Itu adalah tempat yang sama dengan uji coba "satelit" pada 27 Februari dan 5 Maret.

Situs spesialis NK News melaporkan, peluncuran pada Rabu berakhir dengan kegagalan bencana karena bola asap berwarna merah zig-zag melintasi langit saat puing-puing jatuh di dekat ibu kota.

Korea Utara telah melakukan tiga tes ICBM--yang terakhir pada November 2017 dengan Hwasong-15--yang dianggap cukup kuat untuk mencapai Washington dan seluruh benua Amerika Serikat.

Namun, Korea Utara menerapkan moratorium yang diberlakukan sendiri untuk pengujian senjata nuklir dan jarak jauhnya sejak Kim Jong Un memulai diplomasi tingkat tinggi pada 2018.

Baca juga: Korea Utara Gagal Luncurkan Proyektil Tak Dikenal

"Tanda-tanda menunjukkan (Korea) Utara menguji coba Hwasong-17 hari ini," kata Cheong Seong-chang, peneliti senior di Institut Sejong kepada AFP.

"Dengan Rusia sekarang sangat tidak mungkin untuk menyetujui sanksi tambahan terhadap Korea Utara dalam kasus peluncuran uji seperti itu di tengah invasi ke Ukraina, Pyongyang tampaknya menilainya sebagai waktu yang optimal untuk melanjutkan," kata Cheong.

Kegagalan peluncuran hari Rabu akan dipelajari dengan cermat oleh Pyongyang, dan diperlukan sekitar tiga tes untuk memastikan rudal itu berfungsi, tambahnya.

"Saya rasa Korea Utara akan melakukan satu atau dua peluncuran uji coba lagi sebelum 15 April."

Korea Utara akan memperingati 110 tahun kelahiran pemimpin dan pendiri mereka, serta kakek Kim Jong Un yaitu Kim Il Sung pada April. Biasanya acara ini turut dimeriahkan dengan parade atau peluncuran militer.

Baca juga: Korea Utara Akan Luncurkan Satelit untuk Intai Militer AS dan Sekutunya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com