Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-21 Serangan Rusia ke Ukraina, Biden Sebut Putin Penjahat Perang, Moskwa Terancam Gagal Bayar Utang

Kompas.com - 17/03/2022, 06:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com – Invasi Rusia ke Ukraina telah berjalan 21 hari pada Rabu (16/3/2022) sejak dilancarkan pada 24 Februari.

Presiden AS Joe Biden menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang.

Tudingan tersebut membuat Kremlin berang dan menyebut perkataan Biden tersebut tidak termaafkan.

Dilansir Reuters, berikut rangkuman hari ke-21 invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Zelensky Hadapi Kongres AS, Minta Sekutu Menutup Langit Ukraina

Diplomasi

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan berbicara dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolay Patrushev.

Itu merupakan kontak tingkat tinggi pertama yang diungkapkan secara terbuka antara kedua negara sejak invasi ke Ukraina dimulai.

Putin mengatakan, Rusia siap untuk membahas status netral Ukraina dalam pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri konflik.

Baca juga: AS Kirim Pesawat Tempur F-16 ke Kroasia Setelah Insiden Bom Nyasar dari Zona Perang Rusia-Ukraina

Namun, dia menegaskan bahwa Moskwa akan tetap mencapai tujuan operasi militernya.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mendesak parlemen AS berbuat lebih banyak untuk melindungi negaranya dari invasi Rusia ketika berpidato di depan Kongres AS secara virtual.

Biden mengumumkan bantuan keamanan senilai 800 juta dollar AS ke Ukraina, termasuk persenjataan untuk menjatuhkan pesawat dan tank Rusia.

Biden menyebut Putin sebagai penjahat perang. Kremlin berang dan menyebut perkataan Biden tersebut tidak termaafkan.

Baca juga: Tiga Minggu Perang Rusia-Ukraina, Apa Saja yang Telah Terjadi?

Serangan terhadap warga sipil

Kedutaan Besar AS di Kyiv mengatakan, pasukan Rusia telah menembak dan membunuh 10 orang yang mengantre roti di Kota Chernihiv, Ukraina.

Rusia membantah kehadiran pasukan di kota itu dan mengatakan laporan dari AS tersebut bohong belaka.

Kementerian Luar Negeri Ukraina melaporkan, pasukan Rusia mengebom sebuah teater di Kota Mariupol, tempat ratusan warga sipil berlindung.

Seorang pejabat Ukraina mengatakan pasukan Rusia menembakkan artileri berat ke konvoi evakuasi dari Mariupol.

Baca juga: Ukraina Menolak Proposal Netralitas Rusia, Apa Sebab?

Pengungsi

Lebih dari 3 juta orang telah meninggalkan Ukraina ke negara-negara tetangga, tetapi AS hanya menerima beberapa ratus pengungsi Ukraina.

Kritikus mempertanyakan mengapa AS tidak menampung lebih banyak pengungsi.

Pemerintah Rusia yang dilanda sanksi bertubi-tubi dari Barat sedang tertatih-tatih di ambang gagal bayar atau default utang internasional pertama sejak Revolusi Bolshevik.

Baca juga: AS Bantah Tuduhan Rusia Terkait Senjata Biologis di Lab Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com