RIYADH, KOMPAS.com - The Wall Street Journal melaporkan pada Senin (14/3/2022) bahwa Arab Saudi mengundang Presiden China Xi Jinping untuk mengunjungi Riyadh.
Ini dilakukan Saudi dalam upaya memperkuat hubungan dengan Beijing.
Dilansir dari The Hill, undangan ke Riyadh datang ketika hubungan Arab Saudi dengan AS masih tegang.
Baca juga: Pemikiran Ekonomi Xi Jinping Dorong Perkembangan Ajaib Ekonomi China
Perjalanan itu akan menandai kunjungan luar negeri pertama Xi sejak pandemi Covid-19 dimulai.
Diperkirakan akan berlangsung setelah Ramadhan, yang dimulai pada April mendatang.
“Putra mahkota dan Xi adalah teman dekat dan keduanya memahami bahwa ada potensi besar untuk ikatan yang lebih kuat,” kata seorang pejabat Saudi, menurut Journal.
“Ini bukan hanya mereka membeli minyak dari kami dan kami membeli senjata dari mereka.”
Baca juga: Arab Saudi Eksekusi 81 Orang dalam Satu Hari, Termasuk Terdakwa Terorisme
Potensi kunjungan Xi akan sangat kontras dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan hubungannya dengan Presiden Biden, yang berjanji selama pemilihan 2020 untuk memperlakukan kerajaan seperti negara "paria".
Baru-baru ini, Pangeran Mohammed telah menolak untuk berbicara dengan Biden dalam beberapa pekan terakhir mengenai upaya untuk menahan lonjakan harga minyak selama invasi Rusia.
Sepanjang invasi Rusia ke Ukraina, Arab Saudi telah menolak permintaan dari AS untuk memompa lebih banyak minyak untuk merusak lonjakan harga minyak mentah.
Baca juga: Xi Jinping Hubungi Kim Jong Un, Singgung Kerja Sama di Bawah Situasi Baru”
Sementara itu, Uni Emirat Arab (UEA) juga menolak resolusi Dewan Keamanan PBB yang mengutuk serangan Moskwa terhadap Ukraina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.