BEIJING, KOMPAS.com - Sejak Januari 2020, Presiden China Xi Jinping belum pernah meninggalkan negaranya, karena negara tersebut masih bergulat dengan wabah Covid-19 dan mengunci pusat kota Wuhan, tempat virus corona pertama kali terdeteksi.
Namun, kini Xi bersiap menemui lebih dari 20 pemimpin saat Beijing memulai penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin yang diharapkan menjadi "kekuatan lunak" dan mengalihkan fokus dari boikot diplomatik dan ketakutan akan Covid-19.
Xi dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu di ibu kota China sebelum kedua negara mengeluarkan pernyataan yang mencerminkan "pandangan bersama” mereka tentang keamanan dan masalah lainnya, kata seorang penasihat penting Kremlin pada konferensi pers, Rabu (2/2/2022).
Baca juga: Kim Jong Un Kirim Pesan pada Xi Jinping, Sebut Olimpiade Beijing Kemenangan Besar China
Kedua pemimpin itu kemudian akan menghadiri upacara Olimpiade pada Jumat (4/2/2022) malam waktu setempat.
Ketegangan yang meningkat dengan Barat telah memperkuat hubungan antara dua negara terbesar di dunia dan yang paling padat penduduknya. Putih adalah pemimpin asing pertama yang mengonfirmasi kehadirannya pada upacara pembukaan Olimpiade Beijing 2022.
Putin memuji hubungan "model” Rusia dengan Beijing dalam panggilan telepon pada Desember lalu dengan Xi, dengan menyebut rekannya dari China itu sebagai "teman baik”.
Sementara itu, China telah meminta Amerika Serikat untuk menghormati "keprihatinan keamanan yang masuk akal” Rusia atas Ukraina.
Baca juga: Kanselir Jerman Tak Akan Hadiri Olimpiade Beijing 2022
Hubungan kedua negara semakin menguat jelang Olimpiade, dengan Moskwa mengecam boikot diplomatik oleh sekelompok negara Barat dan upaya untuk mempolitisasi olahraga.
Boikot oleh sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris adalah upaya pemerintah Barat yang menilai telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia yang meluas di China.
Adapun pemimpin lain yang akan menikmati keramahan Xi pada gelaran Olimpiade ialah Abdel fattah al-Sisi dari Mesir, Mohammed bin Salman dari Arab Saudi, Kassym-Jomart Tohayev dari Kazakhstan, dan Andrzej Duda dari Polandia.
Sekitar 21 pemimpin dunia diperkirakan akan menghadiri Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022. Mayoritas dari para pemimpin itu memerintah atas rezim non-demokratis, demikian menurut Indeks Demokrasi Economist Intelligence Unit, dengan 12 dicap sebagai "otoriter” atau "rezim hibrida”.
Baca juga: Jackie Chan Ikut Arak-arakan Obor Olimpiade Beijing
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.