Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Disebut Minta Peralatan Militer ke China Saat Menginvasi Ukraina

Kompas.com - 14/03/2022, 08:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Rusia dikabarkan meminta peralatan militer dari China sejak melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari.

Laporan tersebut diwartakan oleh media Financial Times dan The Washington Post pada Minggu (13/3/2022), mengutip sejumlah pejabat AS yang tidak disebutkan namanya.

Kendati demikian, The Washington Post mengatakan, para pejabat AS yang tidak disebutkan namanya itu tidak menyebutkan jenis persenjataan yang diminta Rusia.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-18 Serangan Rusia ke Ukraina, Jurnalis AS Dibunuh, Fasilitas Pelatihan Yavoriv Dihantam

Selain itu, The Washington Post juga tidak mengabarkan bagaimana tanggapan China setelah Rusia meminta peralatan militer.

Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih menolak berkomentar terkait laporan tersebut, sebagaimana dilansir Reuters.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan akan berada di Roma, Italia, pada Senin (14/3/2022) untuk bertemu dengan diplomat top China Yang Jiechi.

Baca juga: Hentikan Pembantaian Ini! Paus Fransiskus Serukan Kecaman Keras atas Invasi ke Ukraina

Rusia dan China telah mempererat kerja sama karena mereka mendapat tekanan kuat Barat atas hak asasi manusia dan serangkaian masalah lainnya.

Beijing tidak mengutuk serangan Rusia dan tidak menyebutnya sebagai invasi, tetapi telah mendesak solusi yang dinegosiasikan.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Jumat (11/3/2022) mengizinkan sekitar 16.000 relawan dari Timur Tengah dikerahkan bersama pemberontak yang didukung Rusia untuk berperang di Ukraina.

Baca juga: Turki Berharap Warganya yang Berlindung dalam Masjid di Ukraina Bisa Segera Diselamatkan


Langkah tersebut memungkinkan Rusia untuk mengerahkan tentara bayaran andal dari konflik seperti Suriah tanpa risiko tambahan korban militer Rusia.

Pada pertemuan Dewan Keamanan Rusia, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu mengatakan, ada 16.000 relawan di Timur Tengah yang siap datang untuk bertempur bersama pasukan yang didukung Rusia di wilayah Donbass yang memisahkan diri di Ukraina timur.

"Jika Anda melihat bahwa ada orang-orang yang ingin atas kemauan mereka sendiri, bukan karena uang, untuk datang membantu orang-orang yang tinggal di Donbass, maka kita perlu memberi mereka apa yang mereka inginkan dan membantu mereka sampai ke zona konflik," kata Putin di Kremlin, dikutip dari Reuters.

Baca juga: Video Detik-detik Penculikan Wali Kota Melitopol Ukraina oleh Rusia Dirilis

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com