Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Presiden Zelensky Minta Para Ibu dari Tentara Rusia Cegah Anaknya Dikirim ke Perang di Ukraina...

Kompas.com - 12/03/2022, 07:56 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Sabtu (12/3/2022), mengeluarkan pernyataan yang meminta para ibu dari tentara Rusia untuk mencegah putranya dikirim ke perang di Ukraina.

"Saya ingin mengatakan ini sekali lagi kepada ibu-ibu Rusia, terutama para ibu (peserta) wajib militer. Jangan mengirim anak-anak Anda berperang di negara asing," kata Zelensky dalam video yang dirilis di Telegram.

Zelensky pun menyarankan para ibu di Rusia untuk bisa segera memastikan keberadaan anak mereka.

Baca juga: Ingin Permalukan Rusia, Ukraina Undang Para Ibu dari Tentara Rusia Jemput Anaknya yang Tertangkap

"Periksa di mana putra Anda. Dan, jika Anda memiliki kecurigaan sekecil apa pun bahwa putra Anda dapat dikirim ke perang melawan Ukraina, segera bertindak untuk mencegahnya dibunuh atau ditangkap," katanya, dikutip dari AFP.

Dia menegaskan bahwa Ukraina tidak pernah menginginkan terjadinya perang.

"Ukraina tidak pernah menginginkan perang yang mengerikan ini. Ukraina tidak menginginkannya. Tapi, itu akan mempertahankan diri sebanyak yang diperlukan," ungkap Zelensky.

Pada Rabu (9/3/2022), Rusia dilaporkan untuk pertama kalinya mengakui kehadiran pasukan wajib militer di Ukraina dan mengumumkan bahwa beberapa dari mereka telah ditawan.

Moskwa sebelumnya mengklaim bahwa hanya tentara profesional yang bertempur di sana.

Pengumuman Rusia soal kehadiran pasukan wajib militer itu muncul ketika posting dari ibu tentang putra mereka yang dikirim ke Ukraina berlipat ganda di jejaring sosial.

Baca juga: Ingin Permalukan Rusia, Ukraina Undang Para Ibu dari Tentara Rusia Jemput Anaknya yang Tertangkap

Kyiv sendiri pada pekan lalu telah mengundang ibu-ibu dari tentara Rusia yang ditangkap di wilayahnya untuk datang dan menjemput anak-anak mereka.

Kementerian pertahanan Ukraina menerbitkan nomor telepon dan email di mana mereka dapat memperoleh informasi tentang mereka.

Kyiv mengeklaim telah menahan puluhan tahanan sejak dimulainya invasi Rusia.

Selama konflik antara separatis Moskwa dan Chechnya pada 1990-an dan 2000-an, banyak wajib militer muda Rusia dikirim ke garis depan, dan beberapa ditawan.

Dalam sebuah gerakan yang memicu protes anti-perang di Rusia pada saat itu, para wanita dimobilisasi untuk mencoba dan membawa anak laki-laki mereka kembali hidup-hidup atau membawa tubuh mereka kembali.

Baca juga: Takut Wajib Militer, Warga Rusia Dilaporkan Coba Melarikan Diri ke Luar Negeri

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com