Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diusir Semena-mena, Warga Jeddah Tentang Pembangunan “Piramida” Putra Mahkota Saudi MBS

Kompas.com - 07/03/2022, 17:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

JEDDAH, KOMPAS.com - Proyek pengembangan "Jeddah Central" yang diumumkan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) pada Desember 2021 mendapat perlawanan yang tidak biasa dari warga setempat.

Proyek senilai 20 miliar dollar AS di kota terbesar kedua di Arab Saudi itu merupakan komponen terbaru dari cetak biru ekonomi Visi 2030 MBS.

Pada Mei 2021, MBS mengatakan kepada Wall Street Journal bahwa dia ingin "membangun piramidanya" di Semenanjung Arab.

Baca juga: Pangeran MBS Sebut Israel Sekutu Potensial Arab Saudi

Akan tetapi menurut laporan Business Insider pada Minggu (6/3/2022), pengerjaan Jeddah Central telah mengorbankan keluarga yang tinggal di lingkungan itu, sehingga memunculkan perlawanan lokal yang tidak terduga dan luar biasa.

Penghancuran rumah, masjid, dan seluruh lingkungan di Jeddah, sebuah kota yang berpenduduk hampir 4,5 juta orang, menandai fase baru dalam eksploitasi kelas menengah dan pekerja Saudi yang telah kehilangan haknya secara ekonomi oleh kebijakan MBS.

Contoh terbaru adalah kenaikan pajak 15 persen yang belum pernah terjadi sebelumnya dan langkah-langkah penghematan.

Segera setelah pengumuman Proyek Jeddah Central, penduduk setempat mengecam rencana MBS di Twitter, menggunakan tagar #HadadJeddah (Pembongkaran Jeddah), untuk menolak penghancuran lingkungan mereka dan pemindahan mereka.

Di negara di mana satu kicauan dapat menyebabkan seseorang menghilang selama bertahun-tahun, tagar itu sempat menjadi tren Twitter selama berhari-hari.

Dan dalam perlawanan yang lebih jarang lagi, lingkungan di pusat kota Jeddah menampilkan pertunjukan grafiti publik, yang menolak narasi pemerintah dan menyerukan keadilan.

Baca juga: Eks Mata-mata Arab Saudi Klaim Pangeran MBS Kirim Tentara Bayaran untuk Membunuhnya

Berbicara dengan orang-orang Arab Saudi di lingkungan yang terdampak, Insider melaporkan bahwa dalam beberapa kasus mereka hanya diberi pemberitahuan penggusuran 24 jam, untuk meninggalkan rumah dan bisnis mereka.

Semuanya mengatakan mereka tidak pernah diajak berkonsultasi, atau diberi jaminan kompensasi yang adil atau perumahan alternatif.

Dalam beberapa kasus, otoritas Saudi mematikan listrik tanpa peringatan untuk mempercepat penggusuran paksa.

Otoritas Saudi juga disebut menggunakan taktik yang sama terhadap tempat-tempat ibadah. Pengelola masjid Ibn Mahfoodh – yang juga berfungsi sebagai badan amal – diberitahu bahwa Jumat, 21 Januari 2022 akan menjadi salat Jumat terakhir mereka.

Para pengelola tidak diberikan panduan apa pun tentang bagaimana memastikan penerima dana abadi yang miskin dan kurang beruntung akan menerima bantuan yang layak.

Baca juga: Newcastle Dibeli PIF, Ini Peran Pangeran MBS dan Kontroversinya

Pelanggaran hukum

Pemindahan paksa seluruh komunitas melanggar hukum internasional, yang mengharuskan pemerintah Saudi mengeluarkan alternatif yang tepat, mengikuti proses hukum, dan menawarkan kompensasi yang cepat, memadai, dan efektif.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com