Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trias Kuncahyono: Konflik Ukraina-Rusia adalah Braveman Vs Strongman

Kompas.com - 05/03/2022, 22:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Serangan Rusia di Ukraina. Dunia Barat menyebut hal itu sebagai invasi. Tapi Rusia, ngotot menyebutnya sebagai demiliterisasi.

Apa pun itu, korban-korban berjatuhan. Rakyat sipil ketakutan, dan ancaman Perang Dunia Ketiga menyeruak, ramai dibicarakan.

Dimulai pada pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda akan mundur.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun tak jua gentar. Terus bertahan sembari menggelorakan deru perlawanan. Teguh menjaga tanah airnya.

Baca juga: Ukraina Evakuasi Kota Mariupol yang Dikepung Pasukan Rusia

Apa yang sebenarnya terjadi di konflik ini? Kedua negara sama-sama punya tujuan. Ukraina ingin melepaskan diri dari sejarah Rusia, tapi Rusia jelas saja tak rela.

Trias Kuncahyono, penulis dan jurnalis senior tampaknya memperhatikan benar isu konflik itu.

Saat berbincang bersama Wisnu Nugroho Pemimpin Redaksi Kompas.com di Ruang Jernih yang sudah tayang di YouTube Kompas.com, Trias menyoroti beberapa hal menarik dari konflik kedua negara.

Mulai dari isu Ukraina yang dianggapnya "lucu", hingga kecanggungan Eropa atas konflik kedua negara.

Salah satu hal menarik yang dibicarakan Trias adalah bagaimana dia menyebut perang Rusia-Ukraina sebagai rivalitas antara Strongman Vs Braveman.

Strongman adalah Putin, dan Braveman adalah Zelensky. Manusia Kuat lawan Manusia Pemberani.

Baca juga: Apa yang Mungkin Terjadi Pasca-invasi Rusia ke Ukraina? Ini 5 Skenarionya

"Putin itu sangat berkuasa. Apa yang dia mau dapat semuanya. Harus diakui Putin bisa membangun Rusia, mengembalikan Rusia sebagai superpower lagi," ujar Trias.

"Kalau Putin bukan orang kuat, digempur begitu banyak akan kolaps," tambahnya, saat membicarakan Putin.

Di sisi lain, Zelensky, menurut Trias, bukan lawan yang enteng. Presiden yang menjabat sejak 2019 itu dulunya memang seorang pelawak. Tapi saat memimpin, nyalinya berapi-api bukan main.

"Di sini banyak sih pelawak jadi pejabat. Tapi Zelensky dipandang sebelah mata karena dia sebelumnya entertainer," ujar Trias.

"Ternyata setelah perang yang tak terduga, dia muncul sebagai orang yang sangat berani dan menggerakkan rakyatnya. Mau dijemput AS nggak mau pergi, maunya tetap di Ukraina," tambah Trias.

Baca juga: Pasukan Rusia Dituduh Perkosa Perempuan Ukraina Selama Invasi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com