Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NATO Tolak Seruan Ukraina Terapkan Zona Larangan Terbang, Beralasan Bukan Bagian dari Konflik

Kompas.com - 05/03/2022, 07:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BRUSSELS, KOMPAS.com – NATO menolak seruan Ukraina untuk menerapkan zona larangan terbang untuk membantu melindungi langitnya dari rudal dan pesawat tempur Rusia.

Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta NATO untuk membentuk zona larangan terbang di atas Ukraina.

Pada Jumat (4/3/2022), Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, mereka bukanlah bagian dari konflik Ukraina.

Baca juga: Rangkuman Hari Kesembilan Invasi Rusia ke Ukraina

"Kami bukan bagian dari konflik ini," kata Stoltenberg setelah pertemuan NATO di Brussels, dalam menolak permintaan Ukraina, sebagaimana dilansir Reuters.

Penolakan tersebut merupakan pertanda bahwa NATO masih waspada agar tidak terseret ke dalam perang antara Rusia dengan Ukraina.

“Kami memiliki tanggung jawab sebagai sekutu NATO untuk mencegah perang ini meningkat di luar Ukraina karena itu akan lebih berbahaya, lebih menghancurkan, dan akan menyebabkan lebih banyak penderitaan manusia,” sambung Stoltenberg.

Kendati demikian, Eropa menjanjikan lebih banyak sanksi untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin.

Baca juga: 7.000 Ilmuwan Rusia Surati Putin, Protes Invasi ke Ukraina

Ukraina, ingin bergabung dengan Uni Eropa dan NATO, tindakan yang menurut Moskwa mengancam keamanan dan pengaruhnya.

Menanggapi penolakan NATO tersebut, Zelensky mengkritiknya dengan keras.

“Hari ini ada pertemuan NATO, pertemuan yang lemah, pertemuan yang membingungkan, pertemuan di mana jelas bahwa tidak semua orang menganggap pertempuran untuk kebebasan Eropa sebagai tujuan nomor satu,” kata Zelensky dalam pidato yang disiarkan televisi pada Jumat malam waktu setempat.

“Hari ini, pimpinan aliansi memberi lampu hijau untuk pengeboman lebih lanjut di kota-kota dan desa-desa Ukraina, setelah menolak untuk menetapkan zona larangan terbang,” sambung Zelensky.

Baca juga: Rangkuman Seminggu Perang Rusia Vs Ukraina: Awal Invasi, Perlawanan Kiev, hingga Ancaman Nuklir

Sebagai aliansi militer, NATO yang beranggotakan 30 orang terikat untuk saling membela jika terjadi serangan.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan bahwa NATO itu akan mempertahankan setiap jengkal wilayah NATO.

“Aliansi kami adalah aliansi defensif. Kami tidak mencari konflik. Tapi jika konflik datang kepada kami, kami siap,” kata Blinken.

Blinken mengatakan, pihaknya akan terus membuat Putin tertekan kecuali jika dia mengubah arahnya.

Baca juga: Usai 90 Menit Telepon Putin, Presiden Perancis: Yang Terburuk di Ukraina Akan Datang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com