Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Memveto Resolusi PBB Terkait Penghentian Invasi ke Ukraina, China Abstain

Kompas.com - 26/02/2022, 07:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Rusia memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (25/2/2022), yang menyesalkan invasi Rusia ke Ukraina.

Sementara China abstain dari pemungutan suara, sebuah langkah yang dilihat negara-negara Barat sebagai kemenangan karena menunjukkan isolasi internasional Rusia.

Diberitakan Reuters, Sabtu (26/2/2022), Uni Emirat Arab (UEA) dan India juga abstain dari pemungutan suara pada naskah yang dirancang Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Putin Akan Dikenai Sanksi, Termasuk Larangan Bepergian

Sisa 11 anggota dewan memberikan suara mendukung rancangan resolusi PBB.

Rancangan resolusi sekarang diharapkan akan diambil oleh Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang.

Sikap abstain China datang hanya beberapa minggu setelah Beijing dan Moskwa mendeklarasikan kemitraan "tanpa batas", saling mendukung atas kebuntuan di Ukraina dan Taiwan dengan janji untuk berkolaborasi lebih banyak melawan Barat.

"Kami bersatu di belakang Ukraina dan rakyatnya, meskipun ada anggota tetap Dewan Keamanan yang sembrono dan tidak bertanggung jawab menyalahgunakan kekuasaannya untuk menyerang tetangganya dan menumbangkan PBB dan sistem internasional kami," kata Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield setelah Rusia memberikan hak vetonya, dikutip dari Reuters, Sabtu (26/2/2022).

Pemungutan suara PBB ini dilamporkan sempat ditunda dua jam untuk negosiasi menit terakhir oleh AS dan lainnya untuk memenangkan abstain China.

Dewan Keamanan PBB sendiri melunakkan bahasa dalam resolusinya dengan mengganti kata "mengutuk" menjadi "menyesalkan" "agresi Rusia terhadap Ukraina", sementara referensi ke Bab 7 Piagam PBB, yang berkaitan dengan sanksi dan otorisasi kekuatan, dihapus bersama dengan mengacu pada "presiden".

Baca juga: Sekjen PBB Desak Putin Hentikan Perang atas Nama Kemanusiaan, Peringatkan Dampak Global Aksinya

Presiden Rusia Vladimir Putin menginvasi Ukraina saat Dewan Keamanan PBB bertemu di New York pada Rabu (23/2/2022) malam waktu setempat, untuk mencoba dan meredakan ketegangan yang meningkat selama berminggu-minggu. 

"Jangan salah. Rusia terisolasi. Tidak ada dukungan untuk invasi ke Ukraina," kata Duta Besar Inggris untuk PBB Barbara Woodward kepada dewan setelah pemungutan suara

Rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB menuntut agar Rusia "segera menghentikan penggunaan kekuatannya terhadap Ukraina" dan "segera, sepenuhnya, dan tanpa syarat menarik semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina di dalam perbatasannya yang diakui secara internasional".

Rancangan itu juga menuntut agar Rusia membatalkan pengakuannya atas dua negara separatis di Ukraina timur sebagai negara merdeka.

"Sangat disayangkan bahwa jalur diplomasi dihentikan. Kita harus kembali ke sana. Untuk semua alasan ini, India telah memilih untuk abstain dalam resolusi ini," kata Duta Besar India untuk PBB TS Tirumurti kepada dewan tersebut.

Baca juga: Rusia dan Ukraina Juga Perang di Rapat Darurat Dewan Keamanan PBB

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com