Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS dan Jerman Tolak Desakan Ukraina untuk Jatuhkan Sanksi ke Rusia Sekarang

Kompas.com - 21/02/2022, 10:39 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS) dan Jerman menolak untuk menjatuhkan sanksi ke Rusia atas kekhawatiran ancaman invasi ke Ukraina, meskipun ada kritik dari Kiev.

AS dan Inggris telah berulang kali memperingatkan dalam beberapa hari terakhir bahwa Rusia akan meluncurkan invasi militer ke Ukraina, sebuah rencana yang dibantah Rusia.

Namun para pejabat AS berpendapat, memberi sanksi kepada pemerintah Vladimir Putin sebelum dia menyerang hanya akan menjamin krisis segera terjadi.

“Tujuan dari (ancaman) sanksi pada tingkat pertama adalah untuk mencoba mencegah Rusia berperang. Segera setelah Anda menjatuhkan mereka (sanksi), pencegahan itu hilang,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada acara “State of the Union” CNN pada Minggu (20/2/2022).

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Thailand Ganti Nama Ibu Kota | Cerita WNI di Tengah Situasi Ukraina

Komentar AS senada dengan apa yang disampaikan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Sabtu (19/2/2022), yang menolak seruan dari presiden Ukraina untuk memberikan sanksi kepada Rusia sekarang.

Dia mengatakan bahwa Moskwa seharusnya dibiarkan menebak-nebak bagaimana Barat akan menanggapi potensi invasi.

Berbicara kepada Hadley Gamble dari CNBC di Konferensi Keamanan Munich tahunan Jerman, Scholz mengatakan bahwa sekutu Barat "siap" untuk memberikan sanksi kepada Rusia - dan dengan cepat - jika ingin menyerang Ukraina.

Namun dia mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut harus tetap menjadi pilihan terakhir, dengan harapan menemukan resolusi damai untuk ketegangan yang sedang berlangsung.

“Lebih baik mengatakan kami melakukannya nanti, daripada melakukannya sekarang, karena kami ingin menghindari situasi tersebut,” katanya, merujuk pada kemungkinan sanksi terhadap Rusia.

"Kami ingin pergi ke arah di mana perdamaian memiliki kesempatan."

Baca juga: Rusia Perpanjang Latihan Militer dengan Belarus, Penarikan Pasukan Batal

Demonstran menggelar pawai bendera Ukraina besar-besaran di sepanjang jalan di Odessa, Ukraina, Minggu, 20 Februari 2022.AP PHOTO/EMILIO MORENATTI Demonstran menggelar pawai bendera Ukraina besar-besaran di sepanjang jalan di Odessa, Ukraina, Minggu, 20 Februari 2022.

Adapun pihak Barat lainnya telah mengancam Moskwa dengan sanksi ekonomi yang berat, jika terus maju dengan invasi. Mereka mengatakan akan menghukum bank-bank negara dan oligarki Rusia, membatasi ekspor dan melumpuhkan ekonomi.

Berbicara kepada wartawan di Munich, Wakil Presiden AS Kamala Harris mengatakan sanksi yang akan dijatuhkan akan menjadi beberapa "terbesar jika bukan yang terkuat" dalam sejarah, tetapi menggemakan pandangan Blinken bahwa masih ada beberapa cara untuk menghentikan Putin dari invasi.

"Kami telah sepakat bahwa efek jera dari sanksi ini masih berarti, terutama karena -- ingat juga -- kami masih sangat berharap ada jalur diplomatik keluar dari momen ini," ujarnya seperti dilansir Reuters.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan sejumlah kritikus berpendapat bahwa jika AS dan sekutunya begitu yakin bahwa Putin berencana menyerang, mereka harus menerapkan sanksi sekarang.

"Kamu memberitahuku 100 persen bahwa akan ada perang dalam waktu beberapa hari. Apa yang kamu tunggu?" Zelenskiy yang frustrasi bertanya kepada hadirin di Konferensi Keamanan Munich pada Sabtu (19/2/2022).

Baca juga: Tentara Ukraina Tewas, Kematian Pertama di Perbatasan Rusia dalam Beberapa Minggu

Dia mengulangi seruan sebelumnya kepada Barat untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia sekarang daripada nanti.

"Kami tidak memerlukan sanksi Anda setelah ada pemboman, atau setelah negara bagian kami ditembaki, atau jika kami tidak memiliki perbatasan lagi, kami tidak memiliki ekonomi, atau sebagian negara bagian kami diduduki," kata Zelenskiy.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com