MOSKWA, KOMPAS.com - Rusia akan memperpanjang latihan militer di Belarus yang seharusnya berakhir pada Minggu (20/2/2022), menurut pengumuman Kementerian Pertahanan Belarus.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan rencana itu membuatnya lebih khawatir tentang invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Thailand Ganti Nama Ibu Kota | Cerita WNI di Tengah Situasi Ukraina
Kementerian Pertahanan Belarus mengatakan keputusan itu diambil karena aktivitas militer di dekat perbatasan Rusia dan Belarus serta situasi di wilayah Donbas, Ukraina timur sebagaimana dilansir Al Jazeera pada Senin (21/2/2022),
Penembakan sporadis melintasi garis yang memisahkan pasukan pemerintah Ukraina dan separatis yang didukung Rusia di wilayah itu meningkat tajam pekan lalu dan berlanjut pada Minggu (20/2/2022).
Rusia membatalkan rencana untuk membawa pulang pasukannya dari Belarus pada Minggu (20/2/2022), dengan alasan meningkatnya ketegangan di wilayah tersebut.
Belarus, sekutu kuat Rusia, berbagi perbatasan panjang dengan Ukraina, dan merupakan negara asing yang paling dekat dengan ibu kota Ukraina, Kiev.
Rusia mengklaim penempatan pasukannya di Belarus untuk latihan militer. Namun pembangunan militer besar-besaran itu oleh Barat ditafsirkan secara luas sebagai persiapan untuk invasi.
Baca juga: Wilayah Rostov Rusia Umumkan Keadaan Darurat karena Banyak Pengungsi dari Ukraina
Latihan militer dimulai sepuluh hari yang lalu, dan digambarkan oleh kementerian pertahanan Rusia sebagai "pelatihan untuk mencegah dan memukul mundur agresi eksternal."
Hanya beberapa hari yang lalu, Belarus bersikeras bahwa pasukan Rusia akan segera pergi.
Menteri luar negerinya, Uladzimir Makey, mengatakan bahwa "Tidak seorang pun tentara, tidak ada satu pun peralatan militer yang tersisa setelah latihan ini," menurut France24.
Keputusan untuk tidak menarik pasukan berarti Rusia mempertahankan rute terpendeknya menuju Ibu Kota Ukraina, Kiev.
Rusia terus-menerus membantah bahwa mereka berencana untuk menyerang, tetapi sejauh ini telah mengumpulkan sebanyak 190.000 tentara di sekitar Ukraina, menurut pejabat AS sebagaimana dilansir Insider.
Posisinya termasuk di Belarus, di sepanjang perbatasan timur Ukraina-Rusia yang panjang, dan di semenanjung Krimea di selatan.
Russia has deployed roughly 190,000 conventional and irregular ground forces—in addition to naval and air forces and approximately 50,000 Belarussian soldiers—which could conduct operations in Ukraine.
Read CSIS's latest analysis on the buildup: https://t.co/3pMrPWjBZY pic.twitter.com/nAQHnh3yQS
— CSIS (@CSIS) February 20, 2022
Baca juga: Tentara Ukraina Tewas, Kematian Pertama di Perbatasan Rusia dalam Beberapa Minggu
Berbicara kepada CNN, Blinken mengatakan semua tanda menunjukkan Rusia akan menyerang. Rusia telah berulang kali membantah rencana tersebut.
“Semua yang kami lihat menunjukkan bahwa ini sangat serius, bahwa kami berada di ambang invasi,” kata Blinken, menambahkan bahwa Barat sama-sama siap jika Moskwa menyerang.