Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aturan “Khusus Patriot" Diberlakukan China, Pemilu Hong Kong Catat Rekor Terendah Partisipasi Publik

Kompas.com - 21/12/2021, 16:55 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

HONG KONG, KOMPAS.com - Pemilihan legislatif "khusus patriot China" pertama di Hong Kong mencatat rekor jumlah pemilih yang rendah pada Minggu (19/12/2021), yang mencerminkan penurunan tajam dalam keterlibatan sipil dan politik setelah perombakan Beijing atas proses pemilihan kota.

Melansir CNN pada Senin (20/12/2021) rilis berita pemerintah melaporkan jumlah pemilih sementara adalah 30,2 persen pada penutupan jajak pendapat. Itu jauh lebih rendah dari rekor terendah sebelumnya sebesar 43,6 persen, pada 2000.

Baca juga: 19 Desember 1984: Deklarasi Bersama China-Britania, Sepakati Masa Depan Hong Kong

Sementara pemilihan legislatif terakhir lima tahun lalu mencatat jumlah pemilih 58 persen.

Dalam upaya untuk meningkatkan suara, kota ini menawarkan transportasi umum gratis sepanjang hari.

Tetapi alih-alih pergi ke tempat pemungutan suara, banyak warga Hong Kong yang tampaknya menggunakan kereta api dan bus gratis ke jalur pendakian dan tempat perkemahan.

Hasilnya, diumumkan Senin (20/12/2021) pagi, melihat kandidat pro-status quo mengklaim semua 20 kursi di daerah pemilihan geografis yang tersedia. Tak satu pun dari partai-partai pro-demokrasi utama di kota itu yang mengajukan calon.

"Pemilihan penting menyusul perbaikan sistem pemilihan, untuk menerapkan prinsip 'patriot yang mengatur Hong Kong’," kata Carrie Lam, pemimpin kota itu, berterima kasih kepada para pemilih pada Minggu (19/12/2021) malam.

Baca juga: Jimmy Lai, Aktivis Pro-Demokrasi Hong Kong Dihukum 13 Bulan Penjara

Perubahan sosial dan politik Hong Kong

Pemungutan suara dilakukan pasca rangkaian peristiwa itu juga telah benar-benar mengubah lanskap sosial dan politik Hong Kong.

Pelaksanaannya dilakukan dua tahun setelah pro-demokrasi, protes anti-pemerintah mengguncang Hong Kong selama berbulan-bulan. Juga lebih dari setahun setelah pengenalan undang-undang keamanan nasional Hong Kong, yang melarang pemisahan diri, subversi, dan kolusi dengan pasukan asing.

Ini juga merupakan pemilihan Dewan Legislatif pertama di kota itu sejak reformasi pemilihan baru yang ketat disahkan pada Maret.

Perubahan tersebut memberi pemerintah kekuatan yang lebih besar, secara dramatis mengurangi kemampuan publik untuk memilih secara langsung kandidat, dan hanya mengizinkan "patriot" yang disaring pemerintah - mereka yang setia kepada Beijing dan Partai Komunis yang berkuasa - untuk maju.

Baca juga: The Simpsons Episode Tiananmen Hilang dari Disney+ di Hong Kong

Di bawah sistem sebelumnya, sekitar setengah dari 70 kursi legislatif dipilih langsung oleh publik, sementara separuh lainnya dipilih oleh badan perdagangan dan industri, yang biasanya mendukung kandidat pro-China.

Reformasi baru memperluas legislatif menjadi 90 kursi. Tetapi sebagian besar dikendalikan oleh komite pro-Beijing, yang ditunjuk pemerintah, dan badan perdagangan dan industri.

Sekarang, hanya 20 kursi yang dipilih langsung oleh publik -- jumlah terendah sejak Hong Kong diserahkan kepada pemerintahan China pada 1997.

Upaya boikot

Sejumlah aktivis Hong Kong yang melarikan diri ke luar negeri meminta para pemilih untuk memboikot pemilihan menjelang Minggu (19/12/2021).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com