HONG KONG, KOMPAS.com - Polisi Hong Kong telah menangkap mantan pemimpin redaksi eksekutif surat kabar Apple Daily yang saat ini sudah ditutup.
Menurut laporan yang dilansir Al Jazeera, ini jadi penangkapan terbaru dalam penyelidikan keamanan nasional terhadap tabloid pro-demokrasi milik taipan media Jimmy Lai itu.
Polisi, yang biasanya tidak mengidentifikasi individu yang sedang diselidiki, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Rabu (21/7/2021), bahwa mereka telah menangkap seorang mantan editor surat kabar, yakni pria berusia 51 tahun.
Baca juga: Buntut Penutupan Apple Daily, Jurnalis Seniornya Ditangkap Polisi Hong Kong
Editor ini ditangkap karena dicurigai "berkonspirasi untuk berkolusi dengan negara asing atau pasukan asing untuk membahayakan keamanan nasional".
Sumber polisi yang dikansir kantor berita AFP, mengidentifikasi pria yang ditahan itu sebagai Lam Man-chung, mantan pemimpin redaksi eksekutif Apple Daily.
Lam adalah karyawan kesembilan dari Apple Daily yang ditangkap di bawah undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Beijing di Hong Kong tahun lalu, pasca-protes besar-besaran pro-demokrasi.
Tidak ada komentar langsung dari Next Digital, grup media yang menerbitkan Apple Daily.
Baca juga: Buntut Penutupan Apple Daily, Jurnalis Seniornya Ditangkap Polisi Hong Kong
Sebelumnya, Apple Daily, tabloid populer dari kritikus Beijing yang gigih, Jimmy Lai, gulung tikar setelah beberapa ratus polisi menggerebek markas besarnya 17 Juni lalu.
Polisi juga membekukan sejumlah aset-aset utama dan rekening bank, sebelum akhirnya Apple Daily mencetak edisi terakhirnya pada 24 Juni lalu.
Jimmy yang berusia 73 tahun, saat ini berada di penjara. Dia telah didakwa dengan tuduhan kolusi bersama dua eksekutif lainnya yang telah ditolak jaminannya.
Mereka menghadapi hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.
Baca juga: Jimmy Lai: Demokrasi Hong Kong Perjuangan Jangka Panjang yang Butuh Kesabaran
Sosok lain yang ditangkap tetapi tidak didakwa adalah dua penulis editorial terkemuka Apple Daily, termasuk seorang yang ditahan di bandara Hong Kong ketika mencoba meninggalkan kota.
Polisi mengatakan bahwa lusinan artikel surat kabar itu mungkin juga melanggar undang-undang keamanan nasional.
Ini jadi contoh pertama kalinya pihak berwenang membidik laporan media di bawah undang-undang kontroversial yang mengancam kebebasan berpendapat.
Para pengkritik undang-undang baru itu, yang diperkenalkan pada Juni 2020, mengatakan undang-undang itu telah digunakan untuk memberangus perbedaan pendapat dan mengikis kebebasan mendasar, termasuk kebebasan media, di bekas jajahan Inggris yang kembali ke pemerintahan China pada 1997 itu.
Baca juga: Penduduk Hong Kong Borong Surat Kabar Apple Daily, Sehari Setelah Jimmy Lai Ditangkap
Pengamat menggambarkan "kematian mendadak" Apple Daily sebagai peringatan keras kepada semua media tentang jangkauan undang-undang keamanan nasional di Hong Kong.
Bahkan pekan lalu, Asosiasi Wartawan Hong Kong mengatakan kebebasan media saat ini sedang "terkoyak".
Di sisi lain, pihak berwenang masih membantah adanya pembatasan hak dan kebebasan di Hong Kong.
Mereka mengatakan bahwa tindakan yang membahayakan keamanan nasional China di Hong Kong saat ini, sudah "melewati garis merah."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.