Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Ambang Invasi Rusia, Ukraina Kini Merasa Jauh Lebih Kuat tapi Tak Mau Perang

Kompas.com - 30/11/2021, 09:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KIEV, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada Senin (29/11/2021) menegaskan, negaranya tidak memiliki niat berperang melawan Rusia, tetapi tidak akan tinggal diam jika diserang.

Hal tersebut Kuleba sampaikan dalam konferensi pers virtual dengan media-media asing, yang turut dihadiri Kompas.com.

“Kami tidak memiliki niat untuk meningkatkan konflik kami dengan Rusia dalam skala apa pun, kami tidak memiliki niat untuk menyelesaikan konflik saat ini dengan Rusia melalui cara militer, dan apakah kami berbicara tentang operasi lokal atau operasi yang lebih besar di lapangan, bukan itu masalahnya, bukan," kata Kuleba saat menjawab pertanyaan dari Kompas.com.

Baca juga: Ukraina: Rusia Sudah Siap Invasi, Bisa Terjadi dalam Sekejap Mata

"Ukraina selama tahun ini telah membuktikan bahwa kami berkomitmen untuk solusi damai, dan kami berkomitmen untuk proses yang berlangsung dalam Format Normandia."

Format Normadia atau Normandy Format adalah pembicaraan yang dihadiri oleh Rusia, Ukraina, Perancis, dan Jerman, yang bertemu secara informal saat peringatan D-Day Perang Dunia II pada 2014, untuk menyelesaikan konflik di Donbass.

Sejauh ini sudah ada enam pertemuan Format Normandia sejak 2014 hingga 2019, dan agenda tahun 2020 ditunda karena pandemi Covid-19.

Namun, Kuleba mengatakan, belakangan ini Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov enggan menghadiri pertemuan itu dengan berbagai alasan. Ajakan dari Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Perancis Emmanuel Macron juga tidak berhasil.

Kuleba melanjutkan, tuduhan Rusia bahwa Ukraina merencanakan perang, menyusun aksi militer yang agresif, itu hanya upaya untuk melakukan disinformasi atau disorientasi dan mendistorsi kenyataan.

"Ini jelas tidak terjadi (dengan Ukraina)," ujar Menlu Kuleba.

"Tetapi jika Rusia memutuskan untuk menyerang, tentu saja, saya yakinkan Anda bahwa Ukraina akan mempertahankan diri dengan segala cara yang tersedia untuk itu," tegasnya.

Baca juga: Menlu Ukraina: Tentara Kami Tewas Ditembaki Sniper Rusia

Ukraina minta tanggapan cepat

Dmytro Kuleba juga meminta tanggapan cepat untuk mencegah invasi Rusia, karena menurutnya operasi militer Moskwa dapat diluncurkan dalam sekejap mata.

“Lebih baik bertindak sekarang, bukan nanti (untuk) mencegah Rusia”.

"Apa yang kami lihat sangat serius. Rusia telah mengerahkan kekuatan militer besar di wilayah yang dekat dengan perbatasan negara Ukraina," terang Kuleba.

Dia melanjutkan, Rusia telah mengerahkan 115.000 tentara di sekitar Ukraina, termasuk semenanjung Krimea yang dicaplok pada 2014, dan dua wilayah timur yang diduduki oleh separatis pro-Rusia.

Baca juga: Meski Terus Diserang Rusia, Ukraina Tidak Akan Membalas

Tank, artileri, sistem peperangan elektronik, dan pasukan udara erta laut juga dikerahkan Rusia, tambahnya.

"Jika Rusia memutuskan untuk melakukan operasi militer, hal-hal itu akan terjadi dalam sekejap mata," imbuh Kuleba dalam pernyataannya.

Namun dia menambahkan, tentara Ukraina sudah jauh lebih kuat daripada ketika pada 2014 berebut wilayah Donetsk dan Lugansk dengan separatis, dalam konflik yang merenggut lebih dari 13.000 nyawa.

Baca juga: Sejarah Konflik Rusia-Ukraina, dari Crimea hingga Jersey Euro 2020

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

China Mulai Latihan Perang di Sekitar Taiwan, Uji Kemampuan Rebut Kekuasaan

Global
Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Motif Penembakan PM Slovakia Akhirnya Terungkap

Global
Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Implikasi Geopolitik Timur Tengah Pasca-Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Kebakaran di Apartemen Hanoi, 14 Orang Tewas

Global
Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Putri Remajanya Marah, Ayah Ini Berlutut Minta Maaf Tak Mampu Belikan iPhone

Global
Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Rangkuman Hari Ke-820 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Izinkan Penyitaan Aset AS | Polandia dan Yunani Serukan UE Ciptakan Perisai Pertahanan Udara

Global
Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Saat Ratusan Ribu Orang Antar Presiden Iran Ebrahim Raisi ke Tempat Peristirahatan Terakhirnya...

Global
Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah untuk Berlaku Sebulan

Global
Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Kerusuhan dan Kekerasan Terjadi di Kaledonia Baru, Apa yang Terjadi?

Global
[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

[POPULER GLOBAL] 20 Penumpang Singapore Airlines di ICU | Israel Kian Dikucilkan

Global
 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com