Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selain AS, Australia Juga Pertimbangkan Boikot Diplomatik di Olimpiade Beijing

Kompas.com - 26/11/2021, 15:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Penulis: VOA Indonesia

 

CANBERRA, KOMPAS.com - Australia sedang mempertimbangkan untuk tidak mengirim seorang pun pejabat pemerintah ke Olimpiade Musim Dingin yang akan diselenggarakan di Beijing tahun depan, menyusul seruan dari para anggota parlemen mengenai boikot diplomatik resmi, kata Sydney Morning Herald dalam sebuah laporannya hari Kamis (25/11/2021).

Para politisi dari koalisi Liberal-Nasional yang berkuasa dan partai Buruh yang beroposisi mendesak pemerintah federal agar memboikot kegiatan yang akan berlangsung Februari itu, kata surat kabar itu tanpa mengutip seorang sumber.

“Keputusan mengenai perwakilan Australia di Olimpiade Musim Dingin Beijing belum diambil,” kata juru bicara Menteri Olahraga Richard Colbeck dalam e-mail berisi tanggapannya. Departemen Luar Negeri Australia tidak merespons permintaan komentar.

Baca juga: Olimpiade Beijing, Wacana AS Lakukan Boikot Diplomatik Mencuat Lagi

China menentang tegas politisasi Olimpiade, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian dalam pengarahan hari Kamis. Upaya-upaya melakukan boikot tidak akan berhasil, lanjutnya.

Berlatar belakang keprihatinan AS mengenai catatan HAM China, Presiden Joe Biden pekan lalu mengatakan AS sedang mempertimbangkan boikot diplomatik terhadap Olimpiade itu.

Boikot diplomatik akan mencakup tidak dikirimnya delegasi pejabat, tetapi mengizinkan para atlet untuk berpartisipasi.

Inggris belum mengambil keputusan mengenai siapa yang akan mewakili pemerintahnya dalam Olimpiade. Tetapi PM Boris Johnson tidak mendukung gagasan mengenai boikot, kata juru bicaranya awal pekan ini.

Pemerintah Australia akan menunggu keputusan Biden sebelum mengeluarkan komitmen mengenai boikot diplomatik, kata laporan di Sydney Morning Herald itu.

AS dan Inggris adalah sekutu Australia dan kedua negara itu pada September lalu menjalin kemitraan keamanan untuk membantu Australia membangun kapal selam nuklir.

Kesepakatan trilateral itu membuat marah China, yang semakin besar pengaruhnya di kawasan Indo-Pasifik.

Hubungan Australia dengan China, mitra dagang terbesarnya, memburuk setelah Australia melarang Huawei Technologies Co Ltd dari jaringan broadband 5G-nya pada tahun 2018 dan menyerukan penyelidikan independen mengenai asal-usul Covid-19.

Beijing menanggapinya dengan memberlakukan tarif terhadap beberapa komoditas Australia.

Baca juga: Jelang Olimpiade Musim Dingin, China Makin Perketat Aturan Covid-19

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Australia Pertimbangkan Boikot Diplomatik Olimpiade Musim Dingin Beijing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com