Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Binatang Peliharaan Pasien Covid-19 Banyak Dibunuh di China

Kompas.com - 15/11/2021, 18:06 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

BEIJING, KOMPAS.com - China membantai binatang peliharaan dari pasien Covid-19 di bawah strategi "nol toleransi" yang kejam terhadap virus.

Melansir The Sun pada Sabtu (13/11/2021), para pejabat mengklaim pembantaian binatang peliharaan pasien Covid-19 itu dilakukan untuk menghentikan penyebaran infeksi.

Namun, aturan "tidak manusiawi" telah memicu kemarahan di kalangan pencinta hewan di negara itu saat memerangi gelombang wabah baru.

Baca juga: China Hadapi Wabah Covid-19 Delta Terbesar, Kasus-kasus Bermunculan di Kota Dalian

Ada sedikit bukti yang menunjukkan bahwa binatang peliharaan dapat tertular Covid-19, tetapi sejumlah kucing dan anjing dilaporkan telah dieksekusi ketika pemiliknya menerima perawatan.

Seorang penduduk di Chengdu mengklaim di platform media sosial, Xiaohongshu, bahwa kucingnya dibunuh setelah dia dipindahkan dari rumahnya ke pusat karantina.

Pada September, seorang wanita dari Harbin di timur laut mengunggah di Weibo, Twitter versi China bahwa ketiga kucingnya telah dieutanasia oleh pekerja komunitas setelah ia dan ketiga kucingnya dinyatakan positif Covid-19.

Seorang petugas eksekusi mengatakan kepada Beijing News, "Mungkin tidak ada perawatan medis profesional untuk hewan yang terinfeksi virus corona baru."

Sehingga, menganggap kematian binatang peliharaan adalah satu-satunya pilihan karena anak-anak kucing akan terus meninggalkan jejak Covid-19.

Baca juga: China Kunci Pengunjung dalam Mal Besar di Ibu Kota Setelah Temukan Kasus Covid-19

Namun para ahli telah mengecam gagasan membunuh binatang peliharaan, karena tidak ada bukti yang menunjukkan bahwab binatang peliharaan memainkan peran utama dalam penularan Covid-19.

Rachael Tarlinton, seorang profesor virologi di Universitas Nottingham, mengatakan, "Tampaknya tidak terlalu realistis bahwa kucing akan mencemari lingkungan dengan sangat buruk, sehingga mereka berisiko bagi pemiliknya untuk tertular kembali Covid-19."

Pencinta hewan setuju, dengan banyak yang berbagi kemarahan mereka pada kebijakan "berlebihan".

Satu orang berkata di Weibo, "Saya sangat tidak setuju dengan pendekatan ini!"

"Terus terang, ini adalah bentuk manajemen yang kasar, sederhana dan malas, hanya untuk menghindari tanggung jawab," lanjutnya.

Penduduk Beijing Lisa Li mengatakan sekarang lebih takut tertular Covid-19 karena langkah-langkah pencegahan pemerintahan yang ketat.

Baca juga: Kota di China Ini Tawarkan Rp 222 Juta untuk Lacak Penularan Covid-19 Terbaru

Pemilik binatang peliharaan itu mengatakan kepada South China Morning Post,"Jika saya terkena Covid-19, bagaimana jika kucing saya mati kelaparan atau terbunuh saat saya dikarantina?"

"Tidak ada bukti medis atau dukungan hukum untuk membunuh hewan peliharaan, itu sangat tidak manusiawi," kata Li.

"Saat ini tidak ada undang-undang yang melindungi binatang peliharaan di China, jadi tidak ada banyak ruang untuk memperjuangkan binatang peliharaan kita, dan kematian mereka hanya dapat menjadi peringatan bagi pemilik untuk lebih berhati-hati mulai sekarang," terangnya.

Banyak yang sekarang mengambil tindakan sendiri dengan mengunggah di media sosial memberitahu pemilik binatang peliharaan untuk memanggil pihak berwenang.

Satu pesan di media sosial berbunyi, "Tolong jangan berhenti mengadvokasi, karena jika Anda tidak berbicara, mungkin bayi berbulu Anda yang akan mati selanjutnya."

Baca juga: China Perangi Wabah Covid-19 Paling Luas Sejak Wuhan, Strategi nol Covid Diperketat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com