Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Konflik Perbatasan Belarus-Polandia yang Memanas

Kompas.com - 13/11/2021, 08:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

MINSK, KOMPAS.com - Masalah di perbatasan Belarus-Polandia semakin memanas dalam sepekan ini yang mengarah pada konflik geopolitik yang serius dan memicu kekhawatiran terhadap bencana kemanusiaan.

Melansir Al Jazeera pada Jumat (12/11/2021), sejak Senin (8/11/2021), lebih banyak migran dan pengungsi yang terjebak berkumpul di dekat perbatasan Belarus-Polandia, berharap untuk bisa menyeberang ke Uni Eropa.

Diperkirakan ribuan migran dan pengungsi kini berkumpul di dekat garis yang memisahkan kedua negara tersebut.

Mereka yang mencoba meninggalkan Belarus telah ditolak masuk ke Polandia, dengan pagar kawat berduri dan pasukan keamanan yang dikerahkan oleh Warsawa untuk menghalangi jalan masuk migran dan pengungsi.

Para migran dan pengungsi di hutan perbatasan Belarus-Polandia terjebak dalam suhu beku, tanpa akses ke persediaan vital atau perawatan medis, karena ketakutan akan keselamatan mereka meningkat.

Baca juga: 3 Migran Dipukuli dan Dirampok Rp 107 Juta di Perbatasan Polandia-Belarus

Apa yang terjadi di perbatasan Belarus-Polandia?

Diperkirakan 3.000 hingga 4.000 migran dan pengungsi menumpuk di perbatasan Belarus-Polandia. Mayoritas mereka adalah orang dari Timut Tengah dan Afghanistan.

Mereka berkemah di tanah tak bertuan antara Belarus dan Polandia, setelah ditolak masuk ke blok Uni Eropa.

Kelompok hak asasi manusia dan badan-badan global telah menyuarakan keprihatinan atas kesejahteraan para migran dan pengungsi.

Ada serentetan laporan kematian di kedua sisi perbatasan sebagai bukti dari kondisi berbahaya yang para migran dan pengungsi hadapi saat musim dingin tiba.

Sementara itu, pekerja bantuan, pengacara, dan jurnalis telah dicegah untuk mengakses daerah perbatasan yang kritis di kedua sisi.

Baca juga: Ukraina Kirim 8.500 Tentara Buntut Panasnya Perbatasan Polandia-Belarus

Bagaimana konflik di perbatasan Belarus-Polandia dimulai?

Konflik meletus awal tahun ini, ketika Presiden Belarus Alexander Lukashenko bereaksi keras terhadap sanksi Uni Eropa.

Blok Eropa tersebut telah menghukum Minsk atas pengalihan paksa pesawat penumpang pada Mei, disusul penangkapan terhadap seorang jurnalis pemberontak, Roman Protasevich, yang berada di dalamnya.

Beberapa bulan sebelumnya, Uni Eropa dan Amerika Serikat menghukum pemerintahan Lukashenko karena menindak perbedaan pendapat, setelah sengketa pemilu Agustus 2020 yang membuat pria berusia 67 tahun itu masa jabatan keenam dan memicu protes massal anti-pemerintah.

Marah dengan langkah-langkah Uni Eropa, Lukashenko membalas dengan mengumumkan Belarus akan berhenti berusaha mencegah migran dan pengungsi tidak berdokumen mencapai wilayah blok tersebut.

Ia beralasan sanksi Uni Eropa itu membuat pemerintahnya kehilangan dana yang dibutuhkan untuk menangani migran dan pengungsi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com