Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kola Superdeep Borehole, Lubang Galian Paling Dalam di Dunia

Kompas.com - 03/11/2021, 14:07 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber The Sun

KOMPAS.com - Kola Superdeep Borehole pertama kali digali pada 24 Mei 1970 di Distrik Pechengsky, Provinsi Oblast Murmansk, Uni Soviet.

Ini adalah galian terdalam di dunia, yang masuk jauh, jauh sekali menuju inti Bumi.

Dilansir The Sun, pada saat itu, AS dan Uni Soviet terlibat perang dingin.

Mereka berlomba-lomba menggali lubang terdalam di dunia.

Baca juga: Material Longsor Seret Mobil ke Dalam Kolam Galian Tambang Batu Bara, Satu Pekerja Tewas

Di AS, proyek pengeboran dilakukan di pesisir Pasifik Meksiko, yakni Project Mohole. dengan kedalaman 3.600 hingga 183 meter di bawah dasar lautan.

Di sisi lain, peneliti Soviet di era 1970 hingga 1994, mengebor semenanjung Kola yang terletak di ujung utara Rusia.

Mereka menciptakan lubang terdalam di dunia yang dinamakan Kola Superdeep Borehole--dan resmi memenangkannya dari lubang milik AS.

Kedalaman Kola Superdeep Borehole mencapai 12.262 meter atau 40.230 kaki.

Lubang ini berdiameter 23 sentimeter. Tutup logamnya dilas sehingga aman.

Baca juga: Eksperimen Lubang Keputusasaan: Buktikan Kesepian Sebabkan Depresi

Pengeboran yang dilakukan selama 24 tahun ini awalnya punya target galian mencapai 15 ribu meter.

Namun akhirnya hanya mampu menggali hingga kurang lebih 12 ribu meter saja.

Salah satu temuan penting yang muncul dari Kola Superdeep Borehole adalah gneiss, yang ditemukan pada kedalaman 7 kilometer.

Gneiss adalah batuan metamorf yang terbentuk di bawah suhu dan tekanan tinggi.

Penemuan lainnya adalah sebuah batu yang mirip dengan batuan dari bulan.

Yang mengejutkan, pada kedalaman 12 kilometer, ada batuan berusia 2,7 miliar tahun.

Di sana, ditemukan pula fosil organisme yang bertentangan dengan gagasan ilmiah pada masa itu.

Baca juga: Kabur dari Penjara Israel Berkeamanan Tertinggi, 6 Milisi Palestina Gali Lubang di Toilet

Sejak tahun 1994, direktur Kola Superdeep, Dr Huberman, ingin melanjutkan penelitian itu, tetapi pemerintah saat itu kurang tertarik.

Akhirnya, situs tersebut ditutup pada tahun 2008.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com