Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Pelajar di Australia Utara Belajar Bahasa Indonesia karena Kemiripan Budaya

Kompas.com - 28/10/2021, 13:48 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

CANBERRA, KOMPAS.com - Tom Mack, murid Kelas 9 di Haileybury Rendall School, kota Darwin, Australia, sudah belajar Bahasa Indonesia selama tiga tahun.

Tapi tidak seperti sebagian warga Australia yang belajar Bahasa Indonesia untuk bisa berlibur ke Bali, Tom tertarik dengan bahasa dan budaya Indonesia karena adanya kesamaan dengan budaya Aborigin, yakni warga pribumi benua Australia.

Apalagi Darwin, ibu kota Kawasan Australia Utara (NT), lebih dekat jaraknya ke Indonesia ketimbang ke kota-kota besar di pesisir timur dan barat Australia.

Baca juga: Kampus di Australia Tutup Prodi Bahasa Indonesia karena Sepi Peminat

"Saya suka belajar tentang keragaman kelompok etnis yang berbeda di Indonesia, dan betapa miripnya mereka dengan keragaman suku Aborigin di Australia," kata Tom kepada Mariah Papadopoulos dari ABC Indonesia.

Tom mengatakan ia tertarik melihat bahasa-bahasa daerah di Indonesia yang bisa bertahan, sementara banyak bahasa pribumi suku Aborigin yang tidak lagi digunakan.

Sejarah Indonesia juga menjadi salah satu alasannya untuk lebih mengenal Indonesia.

“Saya senang belajar tentang pengaruh penjajahan di Indonesia ... termasuk pengaruh Belanda di Indonesia dibandingkan dengan pengaruh Inggris di Australia dan bagaimana pengaruhnya terhadap bahasa dan budaya," kata Tom.

Baca juga: Kursus Bahasa Indonesia dari KBRI Roma di Italia Ramai Peserta

Merasakan langsung manfaat belajar Bahasa Indonesia

Kirrilly McKenzie mengatakan kota Darwin punya potensi menjadi pusat studi bahasa dan budaya Indonesia di Australia.ABC INDONESIA Kirrilly McKenzie mengatakan kota Darwin punya potensi menjadi pusat studi bahasa dan budaya Indonesia di Australia.

Kirrilly McKenzie, guru Bahasa Indonesia di Haileybury Rendall School, mengatakan kota Darwin punya potensi sebagai tujuan utama warga Australia untuk bisa belajar Bahasa Indonesia.

"Saya pikir Darwin pasti bisa menjadi episentrum studi Bahasa Indonesia. Saya melihat sekali adanya peningkatan jumlah minat di sekolah-sekolah tempat saya mengajar," katanya.

Bukan saja karena faktor kedekatan secara lokasi, belajar bahasa dan budaya Indonesia pun menjadi kemampuan yang bisa dipakai oleh pelajar-pelajar di Kawasan Australia Utara.

"Siswa Darwin punya alasan paling jelas untuk belajar Bahasa Indonesia. Mereka akan mewarisi peternakan sapi sehingga perlu menguasai Bahasa Indonesia," ujar Kirrilly.

"Beberapa memiliki keluarga dan teman orang Indonesia dan ingin berkomunikasi dengan mereka."

Baca juga: Wanita Semarang Buka Warkop di Swiss, Pelanggan Ikut Belajar Bahasa Indonesia

“Ada pula yang sering bepergian ke Indonesia sebelum pandemi dan merasakan sendiri manfaat dan pentingnya belajar Bahasa Indonesia.”

Pelajar di Kawasan Australia Utara lain yang belajar Bahasa Indonesia adalah Luke Molinaro, yang tinggal di sebuah peternakan sapi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com