Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Sudan: PM Abdalla Hamdok Dibawa ke Tempat Rahasia

Kompas.com - 25/10/2021, 15:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KHARTOUM, KOMPAS.com – Perdana Menteri Sudan Abdalla Hamdok dibawa ke lokasi rahasia setelah menolak mengeluarkan pernyataan untuk mendukung kudeta militer.

Info tersebut disampaikan Kementerian Informasi Sudan pada Senin (25/10/2021) ketika negara tersebut diguncang kudeta.

Kementerian menambahkan, awalnya Hamdok ditempatkan ke dalam tahanan rumah dan militer menekannya untuk mengeluarkan dukungan terhadap kudeta.

Baca juga: Sudan Diguncang Kudeta, PM Abdalla Hamdok Ditahan

Namun, Hamdok menolak mendukung kudeta militer sehingga dia dibawa ke tempat yang tidak diketahui.

Melansir Reuters, Kementerian Informasi Sudan menyebutkan bahwa Hamdok menyerukan rakyat Sudan untuk melawan upaya kudeta secara damai.

Kementerian Informasi Sudan juga mendesak agar semua tahanan dibebaskan.

Kementerian juga meminta seluruh rakyat Sudan untuk menghentikan upaya militer yang menggagalkan upaya transisi demokrasi.

Baca juga: Ribuan Massa Pro-militer di Sudan Kembali Serukan Kudeta Pemerintahan Sipil

“Kami mengundang semua orang untuk melanjutkan reli sampai upaya kudeta digagalkan,” kata Kementerian Informasi Sudan.

Diberitakan sebelumnya, militer Sudan diduga melakukan kudeta setelah sebagian besar anggota kabinet dan sejumlah besar pemimpin partai pro-pemerintah ditangkap pada Senin.

Penangkapan tersebut terjadi setelah terjadi ketegangan antara militer dan pemerintah sipil selama bebeberapa pekan sebelumnya.

Pasukan militer dan paramiliter dikerahkan di seluruh ibu kota Sudan, Khartoum, untuk membatasi pergerakan warga sipil.

Baca juga: Pemimpin Militer Sudan Tuduh Politisi Sipil Pancing Kudeta

Bandara Khartoum ditutup dan penerbangan internasional ditangguhkan menurut laporan saluran TV Al-Arabiya yang berbasis di Dubai.

Saksi mata Reuters melaporkan, jaringan internet di Khartoum tampaknya diputus.

Sudan berada di ujung tanduk sejak plot kudeta yang gagal bulan lalu membuat militer dan sipil bersitegang.

Militer dan sipil dimaksudkan untuk berbagi kekuasaan dalam pemerintahan transisi setelah penggulingan mantan pemimpin Omar al-Bashir pada 2019.

Baca juga: Upaya Kudeta Digagalkan, Jenderal Top Sudan Langsung Ditangkap


Transisi politik yang disepakati setelah penggulingan Bashir membuat Sudan bangkit dari keterasingannya dari komunitas internasional.

Asosiasi Profesional Sudan (SPA), koalisi aktivis utama dalam pemberontakan melawan Bashir, meminta massa turun ke jalan setelah sejumlah anggota kabinet ditangkap.

Melalui Facebook, SPA mendesak mendesak massa untuk turun ke jalan, memblokir semua jalan, melakukan pemogokan, tidak bekerja sama dengan pelaku kudeta, dan melakukan pembangkangan sipil.

Baca juga: Muncul 29 Jenazah Manusia di Sungai, Sudan Panggil Dubes Etiopia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com