Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Video Mengerikan di Penjara Rusia Bocor, 5 Pejabat Dipecat

Kompas.com - 07/10/2021, 10:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Al Jazeera

MOSKWA, KOMPAS.com - Lima pejabat penjara Rusia dipecat dan pihak berwenang membuka banyak penyelidikan kriminal, atas dugaan penyiksaan dan serangan seksual di sebuah penjara di wilayah Saratov.

Langkah itu dilakukan setelah kelompok hak asasi tahanan, Gulagu.net, mulai menerbitkan apa yang dikatakannya sebagai bukti video grafis dari sadisme yang diatur di penjara Rusia, 700 km (450 mil) tenggara Moskwa.

Baca juga: Video Mengerikan dari Penjara Rusia Bocor, Narapidana Disiksa dan Diperkosa

Pengungkapan itu mengatakan telah menerima kebocoran besar dokumen, foto dan video, yang membuktikan bahwa ratusan orang di seluruh sistem penjara telah disiksa dan diperkosa oleh narapidana lain. Penyiksaan itu diarahkan oleh petugas penjara.

Vladimir Osechkin, pendiri Gulagu.net, mengatakan pelanggaran itu terjadi di berbagai bagian negara.

“Sebuah sistem penyiksaan telah dan masih beroperasi,” kata Osechkin melansir Al Jazeera pada Rabu (6/10/2021).

“Mereka (pihak berwenang) takut untuk mengakui kebenaran di depan umum dan kebenarannya mengerikan. Karena kenyataannya adalah bahwa layanan khusus pemasyarakatannya telah menyiksa orang secara massal,” tambahnya.

Sifat rekaman yang mengganggu dan tampaknya sistemik telah menarik perhatian Kremlin, yang pada Selasa (5/10/2021) mengatakan ada alasan untuk penyelidikan serius jika rekaman itu asli.

Baca juga: Rusia Rilis Uji Coba Bom Tsar, Hasilkan Ledakan Nuklir Terbesar Dunia

Kekerasan seksual penjara Rusia

Kondisi penjara Rusia sudah menjadi fokus setelah kritikus Kremlin yang dipenjara Alexei Navalny menarik perhatian mereka awal tahun ini.

Komite Investigasi Rusia, yang menyelidiki kejahatan besar, mengatakan pada Rabu (6/10/2021) bahwa pihaknya telah membuka penyelidikan atas kekerasan seksual dan penyalahgunaan wewenang.

Layanan Lembaga Pemasyarakatan Federal mengatakan pihaknya memecat lima pejabat penjara senior, termasuk direktur penjara tempat dugaan pelecehan terjadi, dan kepala layanan penjara regional.

Hukum Rusia mengatakan narapidana tidak boleh diperlakukan dengan cara yang "keras" atau "merendahkan martabat manusia". Jika petugas penjara menyalahgunakan posisinya, dia bisa dipenjara hingga satu dekade.

Baca juga: Rusia Uji Coba Zircon, Rudal Hipersonik Baru dari Kapal Selam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com