PARIS, KOMPAS.com - Presiden Perancis Emmanuel Macron menjadi sasaran lemparan telur saat mengambil bagian dalam acara kuliner di Lyon pada Senin (27/9/2021).
Telur itu "memantul dari bahu Macron dan pecah di lantai tepat di depan saya," lapor Florence Lago, seorang jurnalis untuk publikasi Perancis Lyon Mag, kepada CNN.
Baca juga: Ditinggal Perancis, Mali Minta Bantuan Perusahaan Militer Swasta Rusia
Lyon Mag membagikan video insiden di pameran makanan dan perhotelan SIRHA di akun Twitter-nya.
Klip itu menunjukkan telur memantul dari bahu Macron sebelum kamera menyorot ke petugas yang menahan seorang pria di antara kerumunan.
Motivasi di balik insiden itu masih belum jelas.
Lago mengatakan melihat seorang pria muda melempar telur, tetapi tidak mendengarnya meneriakkan apa pun.
Menurutnya petugas keamanan segera mengawal pria itu keluar dari tempat itu.
Seorang juru bicara Istana Elysee, yang bersama Macron pada saat itu, mengatakan kepada CNN bahwa insiden itu dibesar-besarkan.
"Presiden berjalan-jalan selama dua jam, dia disambut dengan hangat dan semuanya tenang. Tidak ada yang bisa dikatakan tentang itu karena itu tidak mengganggu jalannya," kata juru bicara itu.
"Saya di sebelah Presiden, saya dapat memberitahu Anda tidak ada cerita," tambahnya.
Emmanuel Macron a été la cible d'un jet d'œuf lors de son déplacement au Sirha de Lyon (vidéo @lyonmag)pic.twitter.com/A0Bx0IBxGD
— Boris Kharlamoff (@BorisKharlamoff) September 27, 2021
Baca juga: 7 Tokoh yang Mati Dipenggal Selama Revolusi Perancis
Macron sebelumnya menjadi sasaran telur pada 2017, ketika dia menjadi calon presiden. Telur pecah di kepalanya dalam insiden itu.
Pada Juni tahun ini, dia mendapat tamparan di wajah dari seorang pria di tengah kerumunan. Saat itu dia sedang berbicara kepada publik selama kunjungan ke Perancis tenggara.
Detail keamanan Macron dengan cepat turun tangan, menangani pria itu sambil menarik Presiden menjauh dari penghalang kerumunan.
Dengan pemilihan presiden Perancis kurang dari setahun lagi, Macron melakukan serangan pesona kepada para pemilih.
Pada Juni, partainya tampil buruk dalam pemilihan daerah, yang diawasi ketat menjelang pemilihan presiden April mendatang.
Namun, mengingat tingkat partisipasi pemilih yang rendah, para pakar politik mengatakan sulit untuk menarik kesimpulan terkait hasil pemilihan tersebut.
Baca juga: Macron Ajak Modi Berkoalisi Setelah terjadi Sengketa Kapal Selam Perancis dengan Australia dan AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.