BEIJING, KOMPAS.com - China akan mengurangi jumlah aborsi yang dilakukan untuk "tujuan non-medis," menurut pengumuman kabinet negara itu dalam pedoman baru yang dikeluarkan pada Senin (27/9/2021).
Aturan itu dilakukan katanya ditujukan untuk meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan.
Baca juga: China Klaim Kekuatan Mereka Bantu Pembebasan Anak Pendiri Huawei Meng Wanzhou
China memberlakukan langkah-langkah ketat yang bertujuan mencegah aborsi selektif karena alasan jenis kelamin.
Otoritas kesehatan memperingatkan pada 2018 penggunaan aborsi untuk mengakhiri kehamilan yang tidak diinginkan berbahaya bagi tubuh wanita, dan berisiko menyebabkan kemandulan.
Melansir CNN, Parlemen China mengatakan pedoman baru ini juga bertujuan untuk meningkatkan akses perempuan secara keseluruhan ke pelayanan perawatan kesehatan pra-kehamilan.
Data Komisi Kesehatan Nasional CHina menunjukkan antara 2014 dan 2018, telah terjadi rata-rata 9,7 juta aborsi per tahun, naik sekitar 51 persen dari rata-rata 2009-2013.
Padahal, pemerintah sudah memberikan relaksasi kebijakan keluarga berencana pada 2015. Data tersebut tidak merinci berapa banyak aborsi karena alasan medis.
Baca juga: China Akan Pamerkan Semua Persenjataan dan Peralatan Canggih dalam Pertunjukan Udara Terbesar
Tidak segera jelas apakah langkah-langkah baru Senin (27/9/2021) dirancang untuk mengatasi penurunan tingkat kelahiran China.
Lembaga think tank dan peneliti kebijakan diidentifikasi kondisi itu sebagai salah satu tantangan kebijakan sosial utama dalam beberapa dekade mendatang.
Meskipun China tetap menjadi negara terpadat di dunia, sensus terakhir menunjukkan pertumbuhan penduduk dari 2011 hingga 2020 adalah yang paling lambat sejak 1950-an.
Diperkirakan kondisi pertumbuhan penduduknya akan semakin lambat dalam beberapa tahun.
Setelah bertahun-tahun mencoba membatasi pertumbuhan penduduk, Beijing kini menjanjikan kebijakan baru yang bertujuan mendorong keluarga memiliki lebih banyak anak.
Dikatakan pada Juni bahwa sekarang akan memungkinkan semua pasangan untuk memiliki tiga anak, bukan dua.
Kebijakan baru yang dirancang untuk mengurangi beban keuangan dalam membesarkan anak juga sedang diperkenalkan.
Baca juga: Terancam Gagal Bayar, AS Rupanya Utang ke China Rp 15.256 Triliun
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.