Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edward Snowden, Pembocor Dokumen Rahasia AS yang Dianggap Pahlawan

Kompas.com - 08/09/2021, 16:07 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber wikipedia

KOMPAS.com - Mantan Agen CIA Edward Joseph Snowden yang direkrut oleh National Security Agency (NSA) pada 2013, sempat menghebohkan dunia.

Beberapa pihak menganggap Snowden sebagai pengkhianat. Dia diduga berperan membocorkan dokumen NSA.

Bagaimana sepak terjang pria kelahiran 21 Juni 1983 ini?

Baca juga: Aplikasi Buatan Snowden Ubah Ponsel Android Jadi Mata-mata

Seperti banyak diketahui, sebelum ditahan pada 2013, Snowden memang jadi salah satu dari sekitar 1000 orang administrator sistem NSA yang diizinkan menjelajahi sistem.

Sedangkan user lain, bahkan pemegang izin top secret sekalipun, tidak diperkenankan melihat semua dokumen rahasia.

Dilansir Wikipedia, Snowden awalnya tak sedikitpun punya niat buruk. Tak ada pikiran busuk menjual rahasia negara demi keuntungan pribadi.

Tapi, nuraninya terusik ketika mengetahui kejahatan pemerintah yang menggangu hak privasi online warga negaranya.

Akhirnya ia memutuskan menjadi whistleblower, pembelot negara.

Baca juga: Demi Perbaiki Hubungan dengan AS, Mungkinkah Rusia Pulangkan Snowden?

Snowden mengklaim bahwa NSA bersama rekanan intelijennya dari Inggris, melakukan penyadapan kelewat batas di ranah publik.

Tak ada yang tahu akan hal itu, dan sekali lagi, nurani Snowden berkata bahwa hal semacam itu sangat buruk, dan tak boleh dibiarkan.

Tapi karena terbukti melanggar aturan, Snowden didakwa dengan tuduhan melanggar Undang-Undang Spionase tahun 1917.

Ia juga didakwa melakukan pencurian properti pemerintah.

Paspornya dicekal, dia menjadi buronan. Tanpa banyak berpikir, Snowden lari ke Rusia.

Snowden lantas mendapat suaka dari pemerintah Rusia selama setahun, yang dapat diperpanjang secara berulang sampai 2020.

Baca juga: Usai Obama Pangkas Hukuman Manning, Rusia Perpanjang Izin Tinggal Snowden

Tindakan melanggar aturan Snowden memang amat berisiko dan mengkhianati negaranya. Tapi banyak pihak menganggapnya berpihak pada kebenaran.

Pada awal 2016, Snowden terpilih sebagai "President Freedom of The Press Foundation."

Hal ini menegaskan satu hal, bahwa tatkala hak privasi warga negara telah diusik, sosok seperti Snowden bisa jadi anjing penjaga yang terus menggonggong, menjaga kembali hak-hak privasi yang dirampas tanpa izin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Soal Larangan Ukraina Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia, Ini Kata AS

Global
Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Putusan Mahkamah Internasional Tak Mampu Hentikan Operasi Militer Israel di Rafah

Internasional
Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Israel Sebut Perang Lawan Hamas di Gaza Bisa sampai Akhir 2024

Global
[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

[POPULER GLOBAL] Politisi AS Tulisi Rudal Israel | Taiwan Minta Dukungan Indonesia

Global
Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com