Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Myanmar Bebaskan Biksu Berjuluk Buddhist bin Laden

Kompas.com - 07/09/2021, 09:59 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Junta militer Myanmar dilaporkan membebaskan seorang biksu yang dijuluki Buddhist bin Laden.

Ashin Wirathu dipenjara di era pemerintahan Aung San Suu Kyi karena dianggap menyebarkan kebencian agama, terutama kepada Islam.

Berdasarkan pernyataan yang dirilis pemerintah, Ashin dibebaskan dengan segala tuduhan yang melekat kepadanya dicabut.

Baca juga: Biksu Radikal Berjuluk Buddhist bin Laden Menyerahkan Diri Setelah 18 Bulan Kabur

Saat ini, si tokoh agama Buddha itu menerima perawatan di rumah sakit militer, tanpa dijelaskan dia sakit apa.

Biksu berusia 53 tahun itu dikenal karena retorika melawan Islam, terutama menyasar ke etnis minoritas Rohingya.

Pada 2017, otoritas tertinggi Buddha Myanmar melarang Buddhist bin Laden untuk berkhotbah selama satu tahun.

Tetapi setelah larangannya berakhir, Ashin Wirathu tampil dalam pertemuan publik, menuding pemerintahan Suu Kyi korupsi.

Dilansir AFP Senin (6/9/2021), dia juga marah-marah terhadap adanya upaya mengubah konstitusi yang ditulis junta.

Dia kemudian didakwa berupaya membawa kebencian dan ketidakpuasan terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Sejak kudeta yang dilakukan Tatmadaw, nama resmi junta pada 1 Februari lalu, Myanmar jatuh ke dalam kekacauan.

Kelompok HAM menyatakan, sekitar 1.000 orang tewas dalam aksi demonstrasi menentang rezim Jenderal Min Aung Hlaing.

Dewan Pemerintahan Negara yang dibentuk junta secara resmi menganulis kemenangan partai Suu Kyi dalam pemilu November 2020.

Dalam keterangan Tatmadaw, kemenangan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) dibatalkan karena terbukti curang.

Adapun sejak ditahan, Suu Kyi dijatuhi serangkaian dakwaan, mulai dari melanggar Covid-19 hingga mengimpor walkie-talkie secara ilegal.

Baca juga: Polisi Myanmar Buru Biksu Radikal Berjuluk Buddhist bin Laden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com