BEIJING, KOMPAS.com - China disebut membantu Taliban secara diam-diam, sebagai gantinya mereka dibantu menangani etnis Uighur.
Sebagai imbalan setelah dipasok uang untuk membeli senjata, sumber Barat meyakini pemberontak akan menjauh dari Uighur, yang sempat mereka dekati.
Selain mendapat bantuan Beijing, pemberontak juga menerima sokongan dari Pakistan, Rusia, serta kelompok lainnya.
Baca juga: Taliban Targetkan Para Pilot, Strategi Lumpuhkan Kekuatan Udara Afghanistan
Selain Uighur, sumber intelijen meyakini Beijing mengharapkan sumber daya mineral dan jalur perdagangan lewat Afghanistan.
Selain itu, keberadaan Taliban diharapkan Beijing bakal mendiskreditkan pencapaian pasukan NATO sejak invasi 2001.
"China memberikan dukungannya kepada Taliban dengan harapan mendapat peluang kesepakatan di masa depan," papar sumber tersebut.
Sumber telik sandi itu menerangkan, selama periode 1990-an Taliban melakukan banyak kesepakatan senjata dengan Uighur.
"Tetapi, mereka kemungkinan tidak akan melanjutkannya lagi karena dijanjikan dukungan keuangan," jelasnya.
"Selain itu, mereka (Beijing) juga berkepentingan mendukung pemberontakan yang mendiskreditkan pencapaian Barat di sana," lanjutnya.
Baca juga: Dalam 24 Jam Sheberghan Ibu Kota Provinsi Kedua Afghanistan Jatuh di Tangan Taliban
Diyakini terdapat 3.500 orang Uighur di Afghanistan, dan puluhan ribu lainnya di negara lain. Adapun puluhan juta jiwa disebut ditindas oleh "Negeri Panda".
Dilansir Daily Mirror Kamis (5/7/2021), pertempuran berlangsung sengit antara pemberontak dengan pasukan pemerintah.
Sejauh ini, pemberontak sudah menguasai dua ibu kota provinsi, yakni Sheberghan (Jawzjan) dan Zaranj (Nimroz).
Baca juga: Cegah Taliban Merajalela, AS Kerahkan Pesawat Pengebom B-52 ke Afghanistan
Diberitakan AFP, saat ini militer pemerintah tengah berjuang mengamankan Kunduz dari serbuan Taliban.
Amruddin Wali, salah satu pejabat pemerintah mengatakan baku tembak terjadi di banyak tempat, dengan tentara pemerintah mundur ke arah bandara.
"Taliban sudah mencapai daerah pusat kota, dengan angkatan udara membombardir mereka," kata Abdul Aziz, warga setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.