Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Tembak Mati Puluhan Tentara Afghanistan dan Membuang Mereka ke Kuburan Massal

Kompas.com - 07/08/2021, 07:48 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber The Sun

KABUL, KOMPAS.com - Kelompok Taliban disebut menembak mati puluhan tentara Afghanistan yang menyerah, dan membuang mereka ke kuburan massal.

Gambar mengerikan yang diunggah ke media sosial menunjukkan jenazah penuh darah para prajurit di Distrik Kang.

Dalam salah satu foto yang diunggah jurnalis Bilal Sarwary, nampak ada tiga mayat ditempatkan di kuburan dangkal.

Baca juga: Taliban Rebut Kota di Barat Daya Afghanistan

Jenazah tentara Afghanistan itu dibuang masih mengenakan rompi anti-peluru dan magasen amunisi kosong di dekat mereka.

Sementara foto lainnya memperlihatkan bagaimana para personel militer Afghanistan itu tergeletak dekat dinding bersimbah darah.

Warga setempat yang mengambil foto jenazah itu mengungkapkan, tentara pemerintah mendapat penyiksaan brutal segera setelah ditangkap.

Dilansir The Sun Kamis (5/8/2021), Taliban disebut menguasai Distrik Kang dengan puluhan serdadu itu menyerah.

"Kini (Taliban) melakukan operasi pembersihan di pusat distrik dan kantor pemerintah," terang Sarwary.

Di Provinsi Helmand, pemberontak disebut mengeksekusi 40 orang dan melukai 100 lainnya pada 2 Agustus, demikian laporan PBB.

Baca juga: Taliban Bunuh Juru Bicara Presiden Afghanistan sebagai Serangan Balasan

"Konsekuensi mengerikan"

Di Lashkar Gah, ibu kota Helmand, penduduk diminta evakuasi dengan pasukan dipimpin Jenderal Sami Sadat bersiap melancarkan serangan.

"Konsekuensinya akan mengerikan jika Taliban tak segera dikalahkan," kata Sadat, yang berjanji akan mengenyahkan milisi tersebut.

Kepada warga Lashkar Gah, Jenderal Sadat meminta mereka segera mengungsi supaya pasukannya bisa menyerang pemberontak secepat mungkin.

"Saya paham sangat sulit meninggalkan rumah Anda. Jika Anda terpaksa diungsikan, maka maafkan kami," ujar Sadat.

"Kami memerangi Taliban di mana pun mereka berada. Kami akan terus berhadapan dengan mereka, dan tak membiarkan satu anggotanya hidup," tegasnya.

Baca juga: Kisah Salima Mazari, Gubernur Wanita Afghanistan Pimpin Perang Lawan Taliban

"Kekhawatiran mendalam"

Sadat menerangkan, jika kelompok itu sampai berkuasa di Afghanistan, maka yang terancam bisa Eropa dan AS.

"Ini bukan tentang perang di Afghanistan. Ini adalah perang antara kebebasan dengan totalitarianisme," tuturnya.

Misi Bantuan PBB di Afghanistan mengaku sangat mengkhawatirkan keselamatan warga Lashkar Gah di tengah pertempuran sengit Taliban dan pemerintah.

Juru bicara pemberontak Zabihullah Mujahid menyatakan, rencana mereka adalah membebaskan Afghanistan dari campur tangan asing.

"Pemerintah Islam yang seharusnya menguasai negara ini. Tangan-tangan asing yang hendak masuk harus dicegah," klaimnya.

Baca juga: Tanpa AS, Pasukan Khusus Afghanistan Akui Kondisi Sulit dan Terus Terpojok Lawan Taliban

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Otoritas Palestina Umumkan Kabinet Baru, Respons Seruan Reformasi

Global
Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Kisah Kota Emas Gordion di Turkiye dan Legenda Raja Midas

Global
Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Penembakan Massal Konser Moskwa, Apakah Band Picnic Sengaja Jadi Sasaran?

Global
AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

AS Abstain dalam Resolusi DK PBB soal Gaza, Hubungan dengan Israel Retak?

Global
Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Pesan Paskah Raja Charles III Setelah Didiagnosis Kanker

Global
Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Interpol Ungkap Fakta Jaringan Global Perdagangan Manusia di Asia Tenggara

Global
Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Ukraina Jatuhkan 26 Drone Rusia dalam Semalam

Global
Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Jembatan Baltimore Runtuh, Apa Penyebab Pastinya dan Siapa Bertanggung Jawab?

Global
Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Kisah Padmarajan, Orang India yang Kalah 238 Kali di Pemilu, Pantang Menyerah dan Akan Maju Lagi

Global
Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Apakah Resolusi PBB tentang Gencatan Senjata di Gaza Mengikat Israel?

Internasional
Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Indonesia-Singapore Business Forum 2024 Bahas Arah Kebijakan Ekonomi RI Usai Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com