Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedutaan Kuba di Paris Diserang Bom Molotov, Pejabat Salahkan AS

Kompas.com - 28/07/2021, 19:20 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

PARIS, KOMPAS.com - Kuba menyalahkan Amerika Serikat (AS) atas penyerangan bom molotov ke Kedutaan Kuba di Paris pada Senin (26/7/2021).

Rezim komunis itu menuding insiden tersebut terjadi karena pemerintah Presiden AS Joe Biden mendukung pemberontakan di dalam negaranya baru-baru ini.

Baca juga: Profil Pemimpin Dunia: Miguel Diaz-Canel, Presiden Kuba

"Kami mengecam serangan teroris ... Mereka yang bertanggung jawab langsung atas tindakan ini adalah mereka yang menghasut kekerasan dan kebencian terhadap negara kami," kicau Kedutaan Kuba di Twitter.

Kedutaan Kuba di akun media sosialnya juga membagikan gambar kebakaran kecil di fasad dan di pintu masuk gedung.

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez langsung menyalahkan Washington.

“Saya menganggap pemerintah AS bertanggung jawab atas kampanye berkelanjutannya terhadap negara kita yang mendorong perilaku ini dan seruan kekerasan, dengan impunitas, dari wilayahnya,” katanya melansir New York Post pada Selasa (27/7/2021).

Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Perancis mengatakan Perancis mengutuk serangan itu. Penyelidikan yudisial disebut telah dibuka atas insiden tersebut.

Kementerian luar negeri Perancis mengonfirmasi ada beberapa kerusakan material di Kedutaan Kuba, tetapi tidak ada yang cedera.

Baca juga: AS Bombardir Pejabat Kuba dengan Sanksi, Biden: Ini Baru Permulaan

AFP melaporkan Tiga bom Molotov, dua di antaranya mencapai fasad kedutaan dan satu lagi berhasil masuk ke gedung, menghantam gedung pada pukul 23.45 waktu setempat.

Serangan itu memicu kebakaran, tapi para diplomat Kuba dengan cepat dapat memadamkan api. Petugas pemadam kebakaran dan polisi Perancis yang tiba tepat setelah tengah malam, menurut para pejabat.

Sebelumnya pada Senin (26/7/2021), para menteri luar negeri dari 20 negara bergabung dengan AS, mengutuk penangkapan massal pasca demo Kuba dan menyerukan pemulihan penuh akses internet.

"Pernyataan menteri luar negeri AS didasarkan pada dukungan dari segelintir negara yang telah ditekan untuk menerima keputusannya," kata Menteri Luar Negeri Kuba Rodriguez menanggapi dalam unggahan di twitter secara terpisah.

"#Kuba menghitung dukungan dari 184 negara yang semuanya menyerukan #EndTheEmbargo," tambah Rodriguez, merujuk pada sanksi AS ke Kuba yang telah berlaku sejak 1962.

Baca juga: Demo Kuba, YouTuber Ditangkap Polisi Saat Siaran Langsung di TV

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com