Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pakar Peringatkan Dunia harus Tingkatkan Persiapan Hadapi Suhu Panas Ekstrem

Kompas.com - 08/07/2021, 16:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Sekelompok ilmuwan iklim terkemuka memperingatkan bahwa dunia perlu untuk mempersiapkan datangnya suhu panas ekstrem yang mungkin dapat terjadi lebih cepat dan lebih parah dari ramalan cuaca.

Pekan lalu, Kubah panas telah melanda British Columbia, negara bagian Washington, Portland, dan Oregon dengan suhu harian meningkat lebih dari 5 Celcius di beberapa tempat.

Lonjakan yang mulanya dianggap tidak mungkin terjadi, sehingga memicu kekhawatiran tentang iklim telah melewati ambang batas yang berbahaya.

Baca juga: Gelombang Panas Kanada Picu 170 Titik Kebakaran

Analisis pertama gelombang panas dirilis pada Rabu (7/7/2021), menemukan bahwa perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia membuat cuaca ekstrem setidaknya 150 kali lebih mungkin terjadi.

Suhu naik di seluruh dunia sebagai akibat dari emisi rumah kaca dan para ilmuwan memperkirakan bahwa gelombang panas akan memecah rekor dengan frekuensi yang terus meningkat.

Namun, sebuah studi baru mengatakan gelombang panas terbaru bahkan melebihi skenario model iklim terburuk.

Hal itu mendorong para ilmuwan untuk merevisi pemahaman mereka tentang gelombang panas dan mempertimbangkan kemungkinan bahwa bagian lain dunia dapat mengalami guncangan gelombang panas serupa.

Baca juga: Gelombang Panas Kanada Sebabkan 90 Persen Desa Lytton Kebakaran

"Ini adalah lompatan terbesar dalam rekor yang pernah saya lihat," kata Dr Friederike Otto, direktur asosiasi lembaga perubahan lingkungan di Universitas Oxford.

"Kita seharusnya tidak berekspektasi suhu panas berperilaku sama seperti di masa lalu...dalam hal apa yang perlu kita persiapkan," ujar Otto, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Rabu (7/7/2021).

Fokus utama sekarang adalah apakah daerah yang terkena dampak peningkatan suhu panas hanya tidak beruntung atau apakah sistem iklim telah melewati ambang batas dan memasuki tahap baru, di mana sejumlah kecil pemanasan global secara keseluruhan dapat menyebabkan kenaikan suhu ekstrem yang lebih cepat.

Belum ada konsensus ilmiah tentang hal ini, tetapi para peneliti sekarang akan mempelajari sebagai hal yang mendesak, apakah bentuk gangguan iklim tambahan, seperti kemarau atau jet stream yang melambat, dapat memperkuat gelombang panas.

Baca juga: Gelombang Panas Kanada Tewaskan Hampir 500 Orang dalam 5 Hari

Geert Jan van Oldenborgh dari Institut Meteorologi Kerajaan Belanda mengatakan bahwa hingga tahun lalu model iklim standar berasumsi bahwa ada batas atas gelombang panas yang bergerak kira-kira 2 kali lebih cepat dari tren pemanasan global yang lebih luas.

“Kami pikir kami tahu apa yang sedang terjadi...Kemudian gelombang panas ini datang jauh di atas batas atas. Dengan pengetahuan tahun lalu, ini tidak mungkin. Ini mengejutkan dan mengguncang," kata van Oldenborgh.

“Kami sekarang jauh lebih tidak yakin tentang gelombang panas dari pada 2 pekan lalu. Kami sangat khawatir tentang kemungkinan ini terjadi di mana-mana, tetapi kami belum tahu,”

Berita utama baru-baru ini berfokus pada gelombang panas yang melanda AS dan Kanada, yang mencapai rekor 49,6 Celcius pada garis lintang yang mirip dengan Inggris.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

3 Orang Berpelukan Sebelum Tersapu Banjir Bandang di Italia, 2 Ditemukan Tewas

Global
Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Perang Ukraina Jadi Peluang Besar bagi AS untuk Rekrut Mata-mata Rusia

Internasional
Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Presiden Ukraina Bertemu Menhan AS Saat Hadiri Forum Keamanan di Singapura

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com