Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Pakar Peringatkan Dunia harus Tingkatkan Persiapan Hadapi Suhu Panas Ekstrem

Kompas.com - 08/07/2021, 16:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Lebih dari 500 kematian telah terjadi terkait dengan gelombang panas yang terjadi, yang juga memicu kebakaran hutan, banjir lelehan glasial, pemadaman listrik, dan jalan yang rusak.

Baca juga: UPDATE: Korban Tewas Terkait Gelombang Panas Kanada Capai 230 Orang

Para ilmuwan menekankan bahwa tren pemanasan serupa dapat ditemukan di banyak bagian lain di dunia. Meskipun mereka sering tidak dilaporkan, terutama di Afrika sub-Sahara, yang tidak memiliki banyak stasiun pemantauan dan liputan media jauh lebih sedikit.

Beberapa bagian Siberia dan Pakistan baru-baru ini juga mengalami gelombang panas yang luar biasa hebat. Hari-hari terpanas pada Juni juga tercatat pada Mei lalu di Helsinki, Moskwa, dan Estonia.

Kelompok Atribusi Cuaca Dunia sebelumnya telah melacak hubungan kuat antara krisis iklim dan peristiwa ekstrem lainnya termasuk gelombang panas 2020 di Siberia, kebakaran hutan Australia 2019-2020, gelombang panas Eropa pada 2018 dan 2019, dan Badai Tropis Imelda, yang melanda Texas pada 2019.

Otto mengatakan emisi manusia memiliki pengaruh paling jelas dan paling merusak pada gelombang panas, yang sekarang mencapai tingkat yang tidak cukup terwakili dalam model komputer saat ini.

Baca juga: Cerita Dokter AS Tangani Korban Gelombang Panas: Kondisinya Mirip Awal Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com