Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tokoh Oposisi AS Sebut Kartel Narkoba dan Taliban "Menang" Saat Biden Menjabat

Kompas.com - 24/06/2021, 08:55 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Seorang senator oposisi menuduh pemerintahan Presiden AS Joe Biden mempraktikkan kebijakan dalam dan luar negeri yang tidak kompeten.

Senator tersebut bernama Lindsey Graham dari Partai Republik. Pernyataan itu disampaikannya pada Selasa (22/6/2021).

Baca juga: Presiden Terpilih Iran Tolak Bertemu Joe Biden

Graham menyebut, pemerintahan Biden hanya menguntungkan para penjahat dan musuh AS sebagaimana dilansir New York Post.

“Semua kebijakan ini meledak di wajah pemerintahan Biden-Harris (Wakil Presiden AS),” kata Graham dalam acara di Fox News.

“Kartel narkoba di Meksiko, penyelundup manusia dan anjing hutan di Meksiko, Taliban di Afghanistan, Iran, Rusia, (Presiden Rusia Vladimir) Putin, dan China semuanya menjadi pemenang terbesar dari kebijakan dalam dan luar negeri yang tidak kompeten,” tambah Graham.

Sebelumnya, Kementerian Keamanan Dalam Negeri AS akan mengumumkan ribuan pencari suaka akan mendapatkan kesempatan untuk datang ke AS untuk mengajukan kasus mereka.

Baca juga: Biden Umumkan Daftar Negara yang Dapat Vaksin Covid-19 AS, Termasuk Indonesia

Para pencari suaka ini sebelumnya ditolak klaimnya karena tidak hadir di pengadilan imigrasi.

Graham lantas menyebut kebijakan tersebut adalah contoh lain dari Gedung Putih yang tidak kompeten dan bodoh dalam mengelola imigrasi ilegal.

Selain itu, Graham juga menyerukan undang-undang federal yang akan memungkinkan rakyat AS untuk menuntut pemerintah China atas kerusakan akibat pandemi virus corona.

“Saya pikir saya dapat membuktikan bahwa virus itu berasal dari laboratorium, bukan dari kelelawar ke manusia,” kata Graham.

“Jadi apa yang perlu kita lakukan? Kita perlu mengizinkan rakyat AS untuk pergi ke pengadilan dan menuntut Partai Komunis China karena telah menghancurkan hidup mereka dan bisnis mereka dengan melepaskan kekebalan kedaulatan seperti yang kita lakukan setelah 9/11 untuk Arab Saudi,” lanjut Graham.

Baca juga: Setelah Biden-Putin Bertemu, Dubes Rusia untuk AS kembali Bertugas

Graham menambahkan, dia akan menantang para senator dari Partai Demokrat untuk membuka sistem pengadilan AS sehingga kita bisa mengetahui apa yang terjadi di China.

"Cara terbaik untuk mendapatkan kebenaran adalah dengan melakukan uji coba tentang dari mana asalnya dan bagaimana sampai ke Amerika,” ucap Graham.

“Dan saya yakin (virus corona) ini berasal dari kebocoran laboratorium. Saya tidak berpikir itu disengaja, tetapi itu tidak berasal dari alam,” sambung Graham.

Baca juga: Berencana Tarik Pasukan AS, Biden Segera Bertemu Presiden Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com