Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: 50 dari 370 Distrik Afghanistan Telah Dikuasai Taliban

Kompas.com - 23/06/2021, 08:22 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN

KABUL, KOMPAS.com - PBB menyebutkan, 50 dari 370 distrik di Afghanistan telah jatuh di tangan militan Taliban sejak Mei, saat dilanjutkannya penarikan pasukan AS dari Afghanistan.

"Kemajuan Taliban baru-baru ini bahkan lebih signifikan dan merupakan hasil dari kampanye militer yang intensif. Sekitar 50 dari 370 distrik Afghanistan telah jatuh sejak awal Mei," kata Utusan khusus PBB untuk Afghanistan Deborah Lyons kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (22/6/2021).

Baca juga: AS Bisa Perlambat Tarik Pasukan di Afghanistan jika Taliban di Atas Angin

"Sebagian besar distrik telah diambil di sekitar ibu kota provinsi, menunjukkan bahwa Taliban memosisikan diri mereka untuk mencoba dan mengambil ibu kota ini setelah pasukan asing ditarik sepenuhnya," lanjut Lyons, seperti dilansir CNN pada Selasa (22/6/2021).

Berita itu muncul ketika sebuah perusahaan listrik lokal mengatakan kepada media pada Selasa (22/6/2021) bahwa bentrokan kekerasan antara pemerintah Afghanistan dan Taliban telah merusak infrastruktur listrik utama.

Hal itu menyebabkan pemadaman listrik di 11 provinsi termasuk Kabul.

Selama 24 jam terakhir, pejuang Taliban telah menguasai beberapa distrik di Provinsi Kunduz dan perbatasan penting dengan Tajikistan, menurut seorang Rabani Rabani, anggota dewan Provinsi Kunduz.

Baca juga: Banyak Tentara Jadi Korban Lawan Taliban, Presiden Afghanistan Copot Menhan dan Mendagri

Distrik tersebut termasuk Chahar Dara, Khan Abad, Imam Sahib, dan Shirkhan Bandar, titik persimpangan dengan Tajikistan, kata Rabani.

Salah satunya, distrik Chahar Dara, jatuh tanpa perlawanan untuk mencegah korban warga sipil, tambah Rabani.

Selama akhir pekan, Taliban mengeklaim telah menyerbu pangkalan Angkatan Darat Afghanistan di Provinsi Balkh di utara negara itu.

Sebuah video propaganda Taliban menunjukkan kelompok gerilyawan di dalam pangkalan militer menyita kendaraan dan senjata militer.

Baca juga: India Ingin Berdialog dengan Taliban, Apa Tujuannya?

Mereka mengeklaim dalam video lain bahwa mereka telah menguasai Humvee milik Tentara Nasional Afghanistan di Provinsi Takhar, di timur laut.

Kelompok itu juga mengeklaim dalam video propaganda lain bahwa puluhan pasukan Afghanistan menyerah kepada Taliban di Provinsi Faryab di utara.

Pejabat keamanan Afghanistan tidak dapat mengonfirmasi atau menyangkal klaim ini kepada CNN, dan CNN tidak dapat memverifikasi keaslian video atau tanggal pembuatannya.

Pada April, Presiden AS Joe Biden secara resmi mengumumkan keputusannya untuk mengakhiri perang terpanjang Amerika, menganggap konflik berkepanjangan dan sulit diselesaikan di Afghanistan tidak lagi sejalan dengan prioritas Amerika.

Baca juga: 4 Petugas Vaksin Polio di Afghanistan Ditembak Mati, Diduga Dilakukan Taliban

Biden mengatakan, dia akan menarik pasukan AS dari Afghanistan sebelum 11 September, peringatan 20 tahun serangan teroris yang mengatalisasi perang melawan teror.

Biden berencana untuk bertemu dengan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani dan Abdullah Abdullah, Kepala Dewan Tinggi untuk Rekonsiliasi Nasional negara itu, yang mengawasi tim negosiasi pemerintah.

"Amerika Serikat akan tetap terlibat secara mendalam dengan Pemerintah Afghanistan untuk memastikan negara itu tidak pernah lagi menjadi tempat yang aman bagi kelompok teroris yang menjadi ancaman bagi tanah air AS," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, Senin (21/6/2021).

Baca juga: Lawan Taliban dengan Palu: Kisah Pasukan SAS Inggris di Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Hampir 100 Truk Bantuan Masuk Gaza lewat Dermaga AS

Global
Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Presiden Perancis dan Para Menteri Arab Bahas Pendirian Negara Palestina

Global
Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Usai Keputusan ICJ, Warga Palestina Ingin Tindakan, Bukan Kata-kata

Global
[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

[POPULER GLOBAL] Arab Saudi Setop Keluarkan Izin Umrah | Cerita Ayah Tak Mampu Beli iPhone bagi Putrinya

Global
ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com