Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

90.000 Dokter India dari Luar Negeri Bersedia Pulang Bantu Perangi Covid-19 di Tanah Air, tapi ...

Kompas.com - 18/05/2021, 07:36 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

GUWAHATI, KOMPAS.com - Sekitar 90.000 dokter India yang dipersenjatai dengan gelar medis dari Rusia, China, dan Ukraina mendesak pemerintahnya segera mempekerjakan mereka untuk memerangi Covid-19, alih-alih berdiam diri untuk menunggu izin lokal.

Baca juga: Populer Global: Mayat Dikubur Seadanya di Tepi Sungai India | Palestina Terkini, Israel Bombardir Jalur Gaza

Tidak ada tempat di dunia yang sangat terpukul oleh pandemi selain di India. Varian baru virus corona menjadi pemicu lonjakan infeksi.

Varian Covid-19 India yang lebih menular itu mendorong tambahan sekitar 400.000 infeksi baru setiap hari, dengan lebih dari 4.000 kematian sehari.

Tak ayal, kondisi itu membebani sistem kesehatan di negara dengan penduduk sebanyak 1,3 miliar jiwa tersebut.

Lulusan dari sekolah kedokteran luar negeri termasuk Bangladesh, Filipina, Nepal dan Kyrgyzstan, harus lulus ujian lokal di India sebelum mereka diizinkan untuk berlatih.

Banyak yang telah lulus ujian dan menunggu izin mereka dikeluarkan. Sementara yang lain harus mengikuti ujian bulan depan.

"Kami tidak menuntut lulusan asing diizinkan untuk melakukan operasi, tetapi mereka harus diizinkan bekerja sebagai pekerja garis depan pada saat kritis seperti itu," kata Najeerul Ameen, presiden Asosiasi Lulusan Medis Asing Seluruh India melansir Reuters pada Senin (17/5/2021).

Baca juga: Politisi India Ini Mengaku Tak Kena Covid-19 karena Minum Kencing Sapi

Seorang pasien Covid-19 dengan bantuan oksigen dibawa ke Rumah Sakit Umum Rajiv Gandhi di Chennai, India, Senin (17/5/2021). AP PHOTO/R PARTHIBHAN Seorang pasien Covid-19 dengan bantuan oksigen dibawa ke Rumah Sakit Umum Rajiv Gandhi di Chennai, India, Senin (17/5/2021).

Pakar kesehatan memperingatkan, India akan segera menghadapi kekurangan staf medis di unit perawatan kritis saat gelombang kedua mencapai puncaknya.

"Selama beberapa minggu ke depan kami akan melihat kematian pasien di ICU (unit perawatan intensif) karena mungkin tidak ada perawat dan dokter yang merawat mereka. Ini akan terjadi," kata Dr Devi Shetty, seorang ahli jantung terkemuka, pada konferensi baru-baru ini.

Minggu lalu, perawat dan paramedis yang terlalu banyak bekerja di rumah sakit pemerintah di negara bagian barat Gujarat, melakukan mogok kerja menuntut gaji dan perlindungan asuransi yang lebih baik.

Ameen mengatakan ribuan lulusan medis asing hanya bisa berdiam diri, padahal mereka ingin bekerja. Organisasi Kesehatan Dunia juga mengakui gelar mereka.

Pejabat di Dewan Ujian Nasional (NBE) mengatakan ujian itu wajib karena mereka belum pernah dilatih di India.

"Mereka sama sekali tidak terbiasa dengan masalah perawatan kesehatan India," kata Pawanindra Lal, direktur eksekutif NBE.

Kementerian kesehatan India tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Baca juga: Polisi India Pukuli Warganya yang Melanggar Aturan Covid-19

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com