Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik dengan Ukraina Makin Panas, Rusia Batasi Pelayaran di Laut Hitam

Kompas.com - 16/04/2021, 21:34 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia akan membatasi pelayaran kapal militer maupun kapal milik negara-negara asing di beberapa bagian Laut Hitam hingga Oktober.

Keputusan tersebut dengan cepat dikecam oleh Ukraina dan Uni Eropa sebagaimana dilansir AFP, Jumat (16/4/2021).

Baca juga: Tegang dengan Ukraina, Rusia Tank Catnya dengan Garis Invasi

Ketegangan antara Moskwa dan Kiev telah meningkat beberapa pekan terakhir menyusul peningkatan pertempuran antara tentara Ukraina dan separatis pro-Rusia di Ukraina timur.

Rusia juga telah mengerahkan pasukannya di sepanjang perbatasan utara dan timur Ukraina serta di semenanjung Crimea, yang dianeksasi Moskwa dari Ukraina pada 2014.

Pekan ini, Rusia juga menggelar latihan angkatan laut di Laut Hitam.

Kini, kantor berita milik Rusia RIA Novosti mengabarkan bahwa Kementerian Pertahanan Rusia membatasi pelayaran kapal militer asing dan kapal negara lainnya di bebrapa bagian di Laut Hitam.

Baca juga: AS Jatuhi Rusia Sanksi Bertubi-tubi, Ini Daftarnya

Pembatasan tersebut berlaku mulai 24 April pukul 21.00 waktu setempat hingga 31 Oktktober pukul 21.00 waktu setempat.

Seorang pejabat senior Uni Eropa menggambarkan langkah tersebut sebagai perkembangan yang sangat mengkhawatirkan.

Pejabat itu mengatakan kepada AFP bahwa tindakan Rusia bertentangan dengan norma-norma jalur laut bebas dan hukum internasional.

“Itu menambah ketegangan mengenai penumpukan militer di sisi perbatasan Rusia dengan Ukraina," imbuh pejabat itu.

Baca juga: Redakan Ketegangan di Ukraina, Biden Tawarkan Putin untuk Bertemu

Ketegangan meningkat

Pejabat itu menambahkan, pembatasan di Laut Hitam akan meningkatkan ketegangan karena Rusia mengambil tindakan sepihak di ruang internasional.

Salah satu daerah yang terkena dampak pembatasan Rusia terletak di dekat Selat Kerch.

Selat tersebut menghubungkan Laut Hitam dengan Laut Azov yang sangat penting untuk ekspor biji-bijian dan baja dari Ukraina.

Selat Kerch menjadi tempat konfrontasi pada 2018 setelah Rusia menyita tiga kapal Ukraina di sana karena dugaan pelanggaran wilayah perairan.

Baca juga: NATO Minta Rusia Hentikan Eskalasi Militer di Ukraina untuk Cegah Konflik Meluas

Sebelumnya, Ukraina bisa bebas berlayar di Selat Kerch bersama dengan Rusia.

Semua berubah pada 2014, ketika Moskwa mengeklaim kendali penuh atas jalur air tersebut setelah mencaplok Crimea.

Selat Kerch juga merupakan lokasi jembatan sepanjang 19 kilometer yang menghubungkan Crimea dengan daratan Rusia yang diresmikan pada 2018.

Kementerian Luar Negeri Ukraina pada Kamis mengecam pembatasan pelayaran tersebut sebagai perampasan hak dan kedaulatan Ukraina.

Kementerian itu juga menekankan bahwa di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut, Rusia tidak boleh menghalangi atau menghentikan transit melalui selat internasional ke pelabuhan di Laut Azov.

Baca juga: Rusia Tuduh AS dan NATO Jadikan Ukraina Tong Mesiu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Trump Didenda Rp 146 Juta dan Diancam Dipenjara karena Langgar Perintah Pembungkaman dalam Kasus Uang Tutup Mulut

Global
[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

[POPULER GLOBAL] Rudal Korea Utara di Ukraina | Mahasiswa New York Rela Diskors demi Bela Palestina

Global
Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com