Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak Ini Menangisi Temannya yang Ditembak Mati Aparat Myanmar

Kompas.com - 30/03/2021, 12:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

YANGON, KOMPAS.com - Seorang anak menangisi temannya, seorang bocah 13 tahun yang ditembak mati oleh aparat Myanmar.

Rekaman yang diunggah jurnalis bernama Shoon Naing itu menunjukkan bocah itu meratapi teman bermainnya, Sai Wan Yan.

Sai tewas ditembak pada Sabtu (27/3/2021) di Yangon, yang merupakan kota terbesar di Burma, nama lama Myanmar.

Baca juga: Serangan Sampah Pengunjuk Rasa Myanmar Jadi Taktik Baru Lawan Junta Militer

Anak itu harus digendong untuk bisa melihat jenazah temannya, sebelum dia dikuburkan Minggu (28/3/2021).

Keduanya tengah bermain bersama di rumah Sai Wan di permukiman Mingalar Taungnynt ketika aparat Myanmar datang dan menembak.

Dua sahabat itu segera melarikan diri sambil bergandengan tangan. Namun Sai ditembak di kepala dan tumbang, dilaporkan Reuters.

Warga setempat mengungkapkan, penegak hukum datang dan menembaki daerah itu meski tidak ada demonstrasi.

Dilansir Daily Mail Senin (29/3/2021), tetangga menuturkan mereka melihat jenazah bocah 13 tahun itu dibawa memakai kantong plastik.

"Rambut saya dicat warna merah oleh teman saya (Sai Wan) dua hari sebelum dia tewas," kata anak itu kepada jurnalis lokal, Htet Arkar.

Baca juga: Pimpinan Junta Militer Myanmar Gelar Pesta Mewah pada Hari Paling Berdarah sejak Kudeta

Bocah itu mengatakan Festival Thingyan akan dimulai sebentar lagi, sehingga Sai Wan mewarnai rambut temannya.

Kematian Sai Wan diratapi oleh ibunya. "Engkau tega meninggalkan ibumu. Bagaimana aku bisa hidup tanpamu anakku?" isaknya.

Sai Wan merupakan satu dari setidaknya 114 orang korban tewas dalam demonstrasi yang berlangsung Sabtu.

Presiden AS Joe Biden menyuarakan dengan keras hari paling berdarah sejak junta militer melakukan kudeta 1 Februari lalu.

Baca juga: AS Jatuhkan Sanksi Ekonomi kepada Myanmar Setelah Lebih dari 100 Orang Tewas dalam Sehari

Junta membunuh lebih dari 500 orang, termasuk anak-anak, dalam penindakan brutal merespons unjuk rasa menentang kudeta.

"Ini benar-benar mengejutkan. Dari laporan yang saya dapatkan, mereka membunuh warga yang tak bersalah," kecam Biden.

Adapun Uni Eropa melalui diplomat topnya, Josep Borrell, menyoroti junta yang malah berpesta di saat tentaranya membantai ratusan warga sipil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com