Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Junta Militer Myanmar Terkejut, Kudetanya Mendapat Banyak Tentangan

Kompas.com - 04/03/2021, 16:26 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

BERN, KOMPAS.com – Utusan khusus PBB untuk Myanmar Christine Schraner Burgener mengatakan para jenderal militer di Myanmar mengindikasikan mereka tidak takut sanksi baru.

Kendati demikian, Burgener mengatakan para jenderal sangat terkejut bahwa kudeta militer justru mendapat banyak tentangan.

“Saya pikir tentara sangat terkejut bahwa (kudeta) itu tidak berhasil karena di masa lalu, pada 1988 dan 2007 dan 2008, (kudeta) itu berhasil,” kata Burgener.

Burgener mengatakan kepada koresponden PBB pada Rabu (3/3/2021) bahwa dia sudah memperingatkan militer Myanmar setelah melakukan kudeta pada 1 Februari lalu.

Dia memperingatkan militer Myanmar bahwa negara-negara dunia dan Dewan Keamanan PBB mungkin mengambil tindakan yang keras.

Baca juga: Protes Kudeta Militer di Myanmar Makin Besar, Ingatkan Peristiwa 1998 di Indonesia

"Dan jawabannya adalah, 'Kami terbiasa dengan sanksi dan kami selamat dari sanksi itu di masa lalu’," kata Burgener menirukan tanggapan junta militer Myanmar.

Burgener juga memperingatkan para jenderal di Myanmar bahwa mereka akan terkucilkan dan terisolasi dari dunia luar jika kudeta tidak dibatalkan.

“Jawabannya adalah, 'Kita harus belajar berjalan hanya dengan beberapa teman’,” imbuh Burgener sebagaimana dilansir dari Associated Press.

Pada 1 Februari, militer Myanmar menangkap pemimpin de facto Aung San Suu Kyi dan sejumlah tokoh Partai National League for Democracy (NLD) dan setelah itu mengambil alih kekuasaan.

Kudeta tersebut membuat Myanmar kembali dikuasai oleh militer setelah selama sekitar lima dekade mendekam di bawah junta militer.

Baca juga: Diblokir Facebook dan Instagram, Militer Myanmar Sampaikan Ancaman Kematian di TikTok

Saat para jenderal melonggarkan cengkeraman mereka, lalu Suu Kyi naik ke tampuk kekuasaan setelah pemilu 2015, komunitas internasional menanggapinya dengan mencabut sebagian besar sanksi dan menanam investasi ke negara tersebut.

Burgener mencatat, penentangan terhadap kudeta militer dipelopori oleh para pemuda yang hidup dalam kebebasan selama 10 tahun.

Dia menambahkan, gerakan anti-kudeta militer terorganisasi dengan baik dan sangat bertekad tidak ingin kembali di bawah kediktatoran.

Burgener mengatakan hal tersebut melalui telekonferensi dari Bern, Swiss.

Dia mendesak komunitas internasional yang bersatu untuk mengambil tindakan yang benar mengenai kudeta militer tersebut.

Baca juga: 38 Orang Tewas dalam Demo Myanmar: Ini Mengerikan, Ini Pembantaian

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com