Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapi Tantangan Soal Uighur, China Ajukan Syarat jika PBB Ingin Masuk ke Xinjiang

Kompas.com - 03/03/2021, 14:14 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

JENEWA, KOMPAS.com - China menyatakan tengah membahas kunjungan ke wilayah Xinjiang oleh Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet.

Namun dalam pernyataan yang dirilis pada Selasa (2/3/2021) itu, pemerintah Beijing mengingatkan utusan PBB itu tidak boleh datang kesana hanya untuk mengutuk kebijakan China.

"Pintu ke Xinjiang selalu terbuka, dan kami menyambut Komisaris Tinggi untuk mengunjungi Xinjiang,” "kata delegasi China Jiang Duan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB melansir Reuters.

Menurutnya, komunikasi antara kedua belah pihak selalu dijaga. Namun dia meminta kunjungan itu dilakukan dengan maksud untuk memberikan pertukaran informasi dan kerja sama. Bukannya untuk melakukan investigasi berdasarkan pernyataan “bersalah tanpa terbukti.”

Baca juga: Belanda Keluarkan Mosi Muslim Uighur Alami Genosida di China

Dia menegaskan, China menentang "politisasi" hak asasi manusia dan campur tangan dalam urusan internalnya. Termasuk menolak kekhawatiran yang diangkat oleh Australia, Swedia dan Amerika Serikat di forum Jenewa.

"Kami juga sangat menyesalkan Komisaris Tinggi membuat tuduhan yang tidak berdasar terhadap China berdasarkan informasi yang salah dan tekanan politik," kata Jiang.

Menurutnya, orang-orang dari semua kelompok etnis di Xinjiang dan wilayah Tibet menikmati kebebasan yang luas, termasuk kerukunan beragama dan budaya.

Sebelumnya Bachelet pada Jumat (26/2/2021) mengatakan laporan tentang penahanan sewenang-wenang, perlakuan buruk, kekerasan seksual dan kerja paksa di Xinjiang memerlukan penilaian situasi yang menyeluruh dan independen.

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia itu berharap untuk mencapai kesepakatan dengan pejabat China tentang kunjungan.

Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB terakhir yang mengunjungi China adalah Louise Arbor, pada September 2005.

Baca juga: Parlemen Kanada Sepakat Nyatakan China Lakukan Genosida terhadap Muslim Uighur

Aktivis tetap skeptis tentang prospek kunjungan yang berarti dengan akses tak terkekang di China.

Seperti disampaikan Sophie Richardson, Direktur China untuk Human Rights Watch, mengatakan dalam sebuah unggahan Twitter pada Selasa (2/3/2021).

"Tentu saja #pernyataan #China bahwa tujuan dari kunjungan #Xinjiang adalah untuk memberikan pertukaran dan kerja sama, cuma itu semua, bukan? Itu artinya pintu tertutup rapat," tulis Sophie.

Sementara Sarah Brooks dari International Service for Human Rights menyindir: "Setelah lebih dari dua tahun memutar roda untuk sebuah kunjungan, Komisaris Tinggi dan timnya, serta pemerintah di Dewan Hak Asasi Manusia, perlu mengubah “persneling” untuk mengambil tindakan tegas."

Baca juga: Menlu China: Perlakuan pada Minoritas Uighur di Xinjiang “Contoh Cemerlang” Penegakan HAM

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com