Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemberontak Houthi Janji Tak Serang Arab Saudi Lagi, asalkan...

Kompas.com - 14/02/2021, 17:55 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Yeni Safak

SANAA, KOMPAS.com – Pemberontak Houthi di Yaman menawarkan untuk menghentikan serangan terhadap Arab Saudi.

Sebagai imbalannya, Arab Saudi beserta koalisinya juga menghentikan serangan udara sebagaimana dilansir dari Yeni Safak, Minggu (14/2/2021).

Anggota Dewan Politik Houthi, Muhammad Ali Al-Houthi, mengatakan bahwa pihaknya selalu menawarkan perdamaian.

Baca juga: Arab Saudi Diserang Drone Houthi, Pesawat Penumpang Kena Tembak

"Kami adalah orang-orang yang menyerukan perdamaian dan telah menawarkan banyak solusi untuk itu. Tetapi hasilnya sejauh ini adalah bahwa pengeboman (oleh) Amerika, Inggris, dan Eropa terus berlangsung dan pertempuran terus berlanjut," ujar Al-Houthi di Twitter.

Al-Houthi berujar, kelompoknya siap untuk mengambil inisiatif menghentikan serangan terhadap Arab Saudi.

Asalkan, tambahnya, ada keseriusan dari koalisi pimpinan Arab Saudi untuk mengakhiri "agresi" di Yaman.

Baca juga: Arab Saudi Berhasil Gagalkan Serangan Drone Bersenjata Milik Houthi

Di sisi lain, belum ada komentar dari otoritas Arab Saudi atau Yaman tentang tawaran dari Houthi tersebut.

Beberapa hari terakhir, milisi Houthi telah melancarkan serangan drone dan rudal balistik di Arab Saudi, yang mana hal itu menuai kecaman dari Arab Saudi dan internasional.

Koalisiyang pimpinan Arab Saudi baru-baru ini melaporkan telah mencegat dan penghancuran sekitar 10 drone yang diluncurkan oleh Houthi ke Arab Saudi dalam waktu kurang dari sepekan.

Baca juga: Pemerintah Biden Akan Cabut Houthi di Yaman dari Label Teroris

Pada Kamis (11/2/2021), Arab Saudi memberi tahu Dewan Keamanan PBB bahwa mereka siap mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan wilayahnya.

Mereka juga siap melakukan segala tindakan demi melindungi rakyatnya dari serangan kelompok Houthi.

Yaman sendiri telah dilanda kekerasan dan ketidakstabilan sejak 2014 ketika pemberontak Houthi menguasai sebagian besar negara tersebut termasuk ibu kota Yaman, Sanaa.

Baca juga: Laporan PBB Tuduh Pemerintah Yaman Korupsi dan Houthi Curi Pendapatan Negara

Di sisi lain, pasukan koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang bertujuan mendukung pemerintahan Yaman justru semakin memperburuk situasi di sana.

Akibatnya, Yaman dilanda krisis kemanusiaan terburuk di dunia dengan 233.000 orang tewas dan sekitar 30 juta orang membutuhkan bantuan sekaligus perlindungan kemanusiaan.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan, lebih dari 13 juta orang di Yaman diintai bahaya mati kelaparan.

Baca juga: Pemerintahan Biden Setop Dukungan ke Arab Saudi yang Perangi Houthi di Yaman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com