Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aktivis yang Baru Dibabaskan Arab Saudi, Klaim Alami Pelecehan Seksual dan Penyiksaan Selama Interogasi

Kompas.com - 11/02/2021, 18:52 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

RIYADH, KOMPAS.com - Salah satu aktivis politik paling terkemuka Arab Saudi dibebaskan dari penjara menurut keterangan pihak keluarganya pada Rabu (10/2/2021).

Loujain al-Hathloul, menjalani hampir tiga tahun dengan tuduhan memicu keributan internasional atas catatan hak asasi manusia Kerajaan Saudi.

Wanita berusia 31 tahun ini mendorong dihapusnya larangan perempuan mengemudi di negara kaya minyak itu. Dia ditangkap pada 2018 dan dijatuhi hukuman hampir enam tahun penjara pada Desember lalu di bawah undang-undang kontra terorisme.

Melansir Daily Mail, pengacara hak asasi manusia Baroness Helena Kennedy sebelumnya menulis dalam sebuah laporan bahwa aktivis hak perempuan termasuk Loujain, dipaksa mencium dan melakukan hubungan seks terhadap interogator mereka di penjara di Arab Saudi.

Mereka juga dipaksa untuk menonton pornografi, diancam dengan pemerkosaan, digantung di langit-langit, dipukuli dan disetrum selama penahanan yang “sama dengan penyiksaan.”

Louijain ditahan selama 1001 hari, dengan waktu penahanan pra-sidang dan kurungan isolasi.

Dia dituduh melakukan kejahatan seperti mengobarkan perubahan, menggunakan internet untuk menyebabkan kekacauan, dan mengejar agenda asing. Kelompok hak asasi menilai tuduhan ini hanya bermotif politik semata.

Baca juga: Aktivis Pejuang Hak Wanita Mengemudi di Arab Saudi Akhirnya “Bebas”

“Loujain ada di rumah !!!!!!' saudara perempuannya Lina al-Hathloul menyatakan di Twitter. Unggahannya juga menunjukkan potongan gambar panggilan video dengan Loujain yang memerah berseri-seri.

Tidak ada komentar langsung dari otoritas Saudi tentang pembebasannya.

Sementara sikap diam yang ditunjukkan Loujain atas keringanan hukuman itu, diyakini menjadi bagian dari perjanjian kebebasannya.

Pembebasan tahun ini diharapkan banyak pihak, karena hakim menangguhkan dua tahun dan 10 bulan dari hukumannya. Loujain juga mendapat potongan atas waktu penjara yang telah dijalani. Hakim awalnya menetapkan tanggal pembebasannya sekitar bulan Maret.

Perubahan relasi dengan AS

Pembebasan pada Rabu (10/2/2021), lebih awal dari yang diantisipasi. Bertepatan dengan kondisi baru di mana Arab Saudi akan menghadapi pengawasan baru dari Amerika Serikat (AS).

Presiden AS Joe Biden telah berjanji untuk menilai kembali kemitraan AS-Saudi dan membela hak asasi manusia dan prinsip-prinsip demokrasi.

"Saya mendapat kabar baik bahwa pemerintah Saudi telah membebaskan seorang aktivis hak asasi manusia terkemuka," kata Biden dalam pidatonya di Pentagon.

"Dia adalah aktivis yang hebat untuk hak-hak perempuan dan membebaskannya adalah hal yang benar untuk dilakukan."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com