Para wanita tersebut melaporkan bahwa mereka dicambuk, disetrum, dan disiram air. Beberapa mengatakan mereka diraba-raba dan diancam akan diperkosa. Arab Saudi menyangkal bahwa ada yang dianiaya.
Keluarga Al-Hathloul mengatakan pengadilan banding pada Selasa menolak klaim penyiksaannya, dengan alasan kurangnya bukti.
Sementara beberapa aktivis dan keluarga mereka telah ditekan untuk bungkam, saudara-saudara al-Hathloul, yang tinggal di AS dan Eropa, telah meluncurkan kampanye yang menyerukan pembebasannya.
Baca juga: Begini Respons Arab Saudi atas Berakhirnya Dukungan AS di Perang Yaman
Pembebasan Al-Hathloul mengikuti dua ganda warga negara Saudi-AS yang ditahan sejak 2019. Mereka adalah Badr al-Ibrahim, seorang penulis dan tabib, dan Salah al-Haidar, putra seorang aktivis hak-hak perempuan terkemuka.
Menyusul tekanan kuat dari Kongres, mereka berdua dibebaskan. Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS mengumumkan Jumat lalu, menyebutnya sebagai “langkah positif, meski waktunya penundaan sudah terlalu lama.”
Al-Haidar, yang memiliki rumah keluarga di Wina, Virginia, menghadapi hukuman 33 tahun penjara atas tuduhan unggahan di Twitter yang mengkritik pemerintah Arab Saudi.
Freedom Initiative, sebuah kelompok pelindung hak narapidana, menekankan bahwa pembebasan para lelaki itu bersifat sementara. Mereka masih menunggu persidangan atas apa yang disebut sebagai tuduhan terorisme yang “tidak berdasar.”
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.