DUSHANBE, KOMPAS.com - Pemimpin otoriter Tajikistan, Emomali Rakhmon mengatakan pada Selasa (26/1/2021) bahwa virus corona telah berakhir di negara Asia Tengahnya yang miskin namun memperingatkan warganya untuk tetap waspada.
Negara paling miskin bekas jajahan Uni Soviet itu secara resmi mencatat lebih dari belasan kasus infeksi virus corona namun tidak mencatat adanya satu kematian pun sejak awal tahun 2021.
Akan tetapi, para pakar kesehatan meragukan data statistik tersebut karena pengujian virus di negara itu tidak meluas, lapor kantor berita AFP.
Baca juga: Daftar 13 Negara yang Masih Bebas dari Virus Corona, Tajikistan dan Komoro Laporkan Kasus Pertama
Berdasarkan data resmi, sebanyak 13.308 kasus infeksi tercatat dengan 90 angka kematian. Sementara itu, sebanyak 13.218 orang dinyatakan sembuh.
"Kami dengan yakin mampu mengatakan bahwa tidak ada virus corona di Tajikistan," ungkap Rakhmon dalam sebuah pidato di hadapan parlemen.
Namun begitu dia memberi peringatan, "Kita tetap tidak boleh bersantai dan melupakan tentang aturan-aturan kebersihan pribadi dan umum."
Baca juga: Vaksin Moderna Disebut Para Ilmuwan Bekerja terhadap Varian Baru Virus Corona
"Jika kita membuka lebih banyak penerbangan, orang-orang akan datang kepada kita. Oleh karenanya, setiap orang yang masuk ke republik ini termasuk warga kita sendiri harus mengarantina di bawah pengawasan dokter keluarga di rumah selama 14 hari."
Pemerintah Tajikistan telah telat mengumumkan kasus infeksi virus tahun lalu, mengumumkan 15 kasus pada 30 April ketika delegasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersiap terbang ke republik itu untuk meninjau penanganan pandemi.
Masjid-masjid telah dibuka kembali untuk mayoritas penduduk Muslim sebanyak 9,5 juta jiwa itu pekan depan, setelah 9 bulan mengalami lockdown.
Baca juga: Selandia Baru Belum Aman dari Covid-19, Varian Baru Virus Corona Sudah Masuk
Turkmenistan, negara Asia Tengah lainnya telah bersikeras bahwa mereka bebas virus corona meski Duta Besar Inggris mengatakan terinfeksi ketika berada di negara itu.
Juga seorang diplomat Turki yang ditempatkan di Turkmeniskan dilaporkan kritis karena komplikasi akibat virus corona.
Baca juga: Bukti Awal, Varian Baru Virus Corona Inggris 30 Persen Lebih Mematikan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.