ISLAMABAD, KOMPAS.com - Massa dengan kejam telah membakar sebuah kuil Hindu kuno di wilayah Khyber Pakhtunkhwa Pakistan dan berusaha untuk merobohkannya ke tanah.
Ribuan orang yang dilaporkan dipimpin oleh warga setempat menyerbu kuil Hindu di desa Teri di distrik Karak dan merusak dinding batu bata dan membakarnya, pada Rabu (30/12/2020).
Saat itu, tidak ada satu pun orang di dalam gedung, seperti yang dilansir dari The Guardian pada Rabu (30/12/2020).
Rekaman dari tempat kejadian menunjukkan kerumunan meneriakkan slogan dan sorak-sorai menyambut kehancuran.
Kuil Hindu kuno di desa Teri itu pertama kali didirikan pada 1919 sebelum pemisahan India dan Pakistan.
Baca juga: Penyandang Disabilitas di Pakistan Diperkosa, Kemudian Dibakar dan Dibunuh
Baru-baru ini mengalami pemugaran setelah ada perintah dari mahkamah agung pada 2015.
Pada 2015 itu adalah kedua kalinya kuil itu dibongkar, menyusul insiden pada 1997 ketika dihancurkan oleh sekelompok ekstremis.
Polisi dan penjaga telah ditempatkan di luar gedung di tengah kekhawatiran keamanan terhadap kuil tersebut.
“Itu direnovasi dengan indah dan masyarakat menyukai pekerjaan itu, tetapi selalu berada di bawah ancaman dari ekstremis, yang menghancurkannya terakhir kali,” kata seorang penduduk setempat yang tidak mau disebutkan namanya.
"Saya tidak bisa mengatakan seberapa parah dihancurkan, tetapi orang-orang mengatakan itu rusak parah," ujarnya.
Baca juga: Perkosa 30 Anak, Mantan Staf Save the Children Ini Dihukum Mati di Pakistan
Kemarahan mulai muncul dalam beberapa hari terakhir setelah pembangunan kecil di sebelah kuil, yang dipercaya oleh penduduk setempat sebagai perluasan kuil yang tidak sah.
Berbicara kepada surat kabar, Dawn, penduduk setempat lainnya berkata, “Lebih dari seribu orang yang dipimpin oleh beberapa tetua setempat dari sebuah partai mengadakan protes dan menuntut penghapusan tempat Hindu itu.
"Penduduk desa terdekat mengumumkan demonstrasi protes beberapa hari sebelumnya yang sama sekali diabaikan oleh polisi," terangnya.
Polisi membenarkan bahwa izin telah diberikan untuk protes damai, tetapi orang-orang telah "main hukum sendiri" setelah pidato-pidato yang menghasut membuat geram massa.
Baca juga: Presiden Perancis Ultimatum Dewan Muslim, Menteri Pakistan Samakan dengan Nazi
Lal Chand Malhi, seorang politisi dari partai berkuasa Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), mengutuk penghancuran itu sebagai "insiden yang tidak ada untungnya".