Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Pemetik Buah Asing di Australia: Seperti Perbudakan Modern

Kompas.com - 20/12/2020, 19:25 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Sebuah serikat pekerja di Australia mengusulkan adanya perubahan aturan agar "pencurian upah" tidak dialami lagi pekerja pemetik buah asing.

Pasalnya, pemetik buah asing diketahui dibayar 3 dollar Australia per jam, atau sekitar Rp 30.000 per jam.

Dengan demikian, mereka hanya mendapat upah sekitar 60 dollar Australia, atau sekitar Rp 600.000 per hari.

Pada Selasa (15/12/2020), Serikat pekerja Australia Workers Union (AWU) membawa usulan ke Fair Work Commision (FWC) untuk memastikan upah pekerja pertanian dan perkebunan di Australia adalah sekitar Rp 240.000 per jam.

Dalam aturan yang ada sekarang, pemilik ladang pertanian misalnya tidak harus membayar upah minimum per jam dan menggunakan metode pembayaran lain.

Baca juga: Tambang Seng dan Timbal Rusak Situs Suci, Suku Aborigin Minta Ganti Rugi Pemerintah Australia

Mereka membayar dengan sistem per buah yang dipetik, sehingga total gaji berdasarkan berapa banyak buah atau sayur yang mereka petik dalam sehari, bukan berdasarkan berapa lama mereka bekerja.

Sebuah laporan yang dibuat ABC awal Desember lalu mengungkapkan beberapa pekerja muda yang bekerja memetik blueberi di Coffs Harbour, Negara Bagian New South Wales, Australia, ada yang mendapat bayaran sekitar 3 dollar Australia atau sekitar Rp 30.000 per jam.

Ini didasarkan penelitian yang dilakukan oleh McKell Institute atas permintaan serikat pekerja TWU, yang menemukan beberapa kontraktor di ladang pertanian berhasil meyakinkan para pekerja Working Holiday Visa (WHV) untuk menerima upah rendah sebagai bagian dari syarat perpanjangan visa mereka.

Sebagai bagian dari syarat untuk bisa mendapatkan visa WHV tahun kedua dan ketiga, pemilik visa WHV harus bekerja di kawasan regional selama 88 hari.

Ketentuan ini, menurut AWU, sering dijadikan para kontraktor dan pemilik lahan untuk menekan pemegang visa WHV.

Baca juga: Pemetik Buah di Australia Minta Kenaikan Gaji, Pemilik Kebun Tak Sepakat

Industri holtikultur, seperti buah-buahan, menarik sekitar tiga ribu pekerja asing setiap tahunnya.

Kawasan Coffs Harbour yang memproduksi sekitar 65 persen blueberi di Australia bisa menarik sekitar 2.000-an pekerja WHV.

Peneliti dari McKell Institute Edward Cavanough menemukan beberapa pekerja asing ini ada yang dibayar hanya Rp 50.000 per jam.

"Bila mereka dibayar sesuai aturan, maka upahnya adalah Rp 240.000 per jam. Jarang sekali ada pekerja yang mendapat sebanyak itu," kata Edward.

"Beberapa cerita yang kami dengar sangat menyedihkan. Banyak pemegang WHV ini mengalami hal buruk dengan para subkontraktor. Kami menyaksikan insiden para pekerja diperlakukan buruk, mereka harus mengejar upah dari majikan. Ini adalah beberapa contoh kasus ekploitasi terburuk pekerja di Australia," sambung Edward.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com