Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Nagorno-Karabakh, 400 Tentara Penjaga Perdamaian Rusia Tiba di Armenia

Kompas.com - 11/11/2020, 21:52 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

YEREVAN, KOMPAS.com - Sebanyak 400 tentara penjaga perdamaian Rusia dilaporkan tiba di Armenia, sebelum mereka bergerak ke region Nagorno-Karabakh.

Keberadaan militer "Negeri Beruang Merah" demi menegakan gencatan senjata yang dibuat antara Yerevan dengan Azerbaijan pada Senin (9/11/2020).

Saat ini, setidaknya terdapat 20 pesawat transportasi militer Ilyushin Il-76 yang mendarat di Yerevan, membawa 400 anggota Brigade Penjaga Perdamaian Ke-15.

Baca juga: Pemerintahnya Gencatan Senjata dengan Azerbaijan, Rakyat Armenia Marah

Kepala Direktorat Operasional Utama Staf Jenderal Rusia, Sergei Rudskoy menuturkan, anggota mereka kini bergerak menuju koridor Lachin.

Daerah itu dipilih karena merupakan jalur penghubung antara Armenia dengan region Nagorno-Karabakh, dilaporkan AFP dan Russian Today Rabu (11/11/2020).

Rudskoy mengatakan selain 414 anggota, delapan helikopter dan puluhan kendaraan maupun peralatan pendukung juga didatangkan.

Ratusan personel itu merupakan bagian dari 1.900 tentara yang bakal diterjunkan Kremlin berdasarkan kesepakatan pada gencatan senjata.

Mereka bakal menggantikan militer Armenia dalam mengawasi Karabakh, dengan pusat komando mereka berada di ibu kota kawasan sengketa Stepanakert.

Rudskoy menjelaskan, semua personel mereka sudah terlatih untuk melakukan misi kemanusiaan, seperti yang mereka tunjukkan di Suriah.

Baca juga: Poin-poin Utama Kesepakatan Gencatan Senjata Armenia-Azerbaijan

Selain prajurit reguler, polisi militer juga dikerahkan di mana Moskwa akan terus berkontak dengan pimpinan militer dua negara.

Menurut Rudskoy, komunikasi intens itu dihelat agar tidak insiden yang mengancam keselamatan serdadu mereka maupun keberhasilan gencatan senjata.

Sebelumnya, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan berujar, dia menyepakati gencatan senjata dengan Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Presiden Rusia Vladimir Putin.

Pashinyan menuturkan, dia terpaksa menerima gencatan senjata itu. ""Keputusan ini begitu menyakitkan bagi saya dan rakyat."

Baca juga: Menang Perang di Nagorno-Karabakh, Begini Taktik Azerbaijan Lawan Armenia

"Saya memutuskan ini setelah menganalisis secara mendalam situasi di medan tempur dan berdikusi dengan pakar lapangan," lanjut Pashinyan.

Perjanjian tersebut resmi mengakhiri perang di Nagorno-Karabakh yang berlangsung sejak 27 September, dan diyakini menewaskan ribuan orang.

Aliyev menyatakan, nantinya sekutu mereka, Turki, juga bakal ikut dalam misi perdamaian di region Kaukasus tersebut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com