Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Negara Bagian Ini Bakal Jadi Penentu Hasil Pilpres AS, Apa Saja?

Kompas.com - 04/11/2020, 21:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dengan 87 electoral votes yang tersedia, lima negara bagian menjadi penentu hasil Pilpres AS, antara petahana Donald Trump atau penantangnya, Joe Biden.

Kelima negara yang kini menjadi fokus dua kandidat itu adalah Pennsylvania, Michigan, Wisconson, Georgia, dan North Carolina.

Tiga negara bagian pertama yang masuk ke dalam kawasan Rust Belt itu dianggap sebagai basis Partai Demokrat, hingga Trump merebutnya dalam Pilpres AS 2016.

Baca juga: Hasil Pilpres AS: Perolehan Suara Trump dan Joe Biden Sangat Ketat dan Sengit

Sehari setelah hari pemilihan (3/11/2020), Pennsylvania yang menawarkan 20 electoral votes menjadi "hadiah utama" kedua kubu.

Saat ini sebagaimana diberitakan Russian Today Rabu (4/11/2020), petahana masih memimpin dengan keunggulan sekitar 12,6 poin.

Di Michigan, pertarungan antara Trump dan Biden lebih sengit di mana presiden 74 tahun itu memimpin dengan 1,4 poin. Michigan sendiri menawarkan 16 suara elektorat.

Wisconson dilaporkan sudah hampir selesai melakukan penghitungan, di mana 10 electoral votes yang mereka miliki bakal jatuh ke Biden.

Hanya saja, situasi yang dialami politisi gaek ini bisa berubah di menit-menit terakhir karena dia hanya unggul tipis, 0,3 poin.

Tim kampanye Joe Biden pun mencoba untuk memperkuat posisi mereka kawasan selatan, yakni North Carolina dan Georgia yang dikenal condong ke Republik.

Baca juga: Ini Pilpres AS dengan Rekor Pemilih Tertinggi dalam Sejarah

Hanya saja, mereka mendapatkan misi berat karena dalam penghitungan sementara, petahana unggul masing-masing dengan 1,4 dan 2,2 poin.

Selain lima negara bagian kunci ini, pengumuman hasil juga belum dilakukan di tempat seperti Nevada dan Alaska, di mana enam suara diprediksi jatuh ke Biden.

Kejutan lain yang terjadi dalam Pilpres AS ini adalah Presiden Trump yang secara mengejutkan mengumumkan kemenangan secara prematur.

Baca juga: Penghitungan Suara Pilpres AS Belum Rampung, PM Slovenia Beri Ucapan Selamat ke Trump

Tidak hanya itu. Dia bahkan menuding kubu Partai Demokrat sudah melakukan kecurangan sehingga dia harus membawanya ke mahkamah agung.

Berdasarkan klaim petahana, yang tak bisa dibuktikan kebenarannya, dia meminta agar MA AS membatalkan mail-in ballots dihitung.

Biden jelas meradang dengan tudingan tersebut, di mana timnya menyatakan tuduhan itu "keterlaluan dan belum pernah terjadi sebelumnya".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com