Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Jadi Pusat Pandemi, Wuhan Kini Incaran Turis

Kompas.com - 31/10/2020, 12:57 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Wuhan pernah menjadi simbol pandemi Covid-19, tetapi kehidupan sebagian besar telah kembali normal di kota berpenduduk 11 juta jiwa di China itu. Namun, tak hanya itu.

Hal yang mengejutkan banyak orang, Wuhan—tempat virus corona pertama kali muncul Desember lalu—adalah kota yang paling banyak dikunjungi di China selama periode libur nasional yang disebut Pekan Emas, dari 1 hingga 7 Oktober lalu.

Kota itu menerima hampir 19 juta pengunjung selama liburan, menurut angka dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Hubei.

Pada saat yang sama, negara-negara di dunia dilanda gelombang kedua Covid-19, yang di beberapa negara telah berdampak pada lebih banyak orang daripada gelombang pertama.

Namun, di belahan dunia lain, di Wuhan yang dijuluki "kota heroik" oleh Presiden China Xi Jinping, virus corona telah menjadi kenangan tidak menyenangkan pada masa lalu, jika kita percaya pada angka resmi.

Pemerintah China mengatakan bahwa di Wuhan sekarang tidak ada satu pun kasus virus corona, tetapi banyak ahli dan organisasi percaya bahwa pernyataan ini tidak bisa diterima begitu saja.

Baca juga: Tidak Ada Jumlah Kasus Covid-19, 18 Juta Wisatawan Datangi Wuhan

"Kelahiran kembali" Wuhan

Sebagai bagian dari perayaan Pekan Emas, pihak berwenang menyelenggarakan flashmob di stasiun kereta Wuhan.

Dalam video yang diunggah ke media sosial, ribuan orang terlihat berkumpul, bernyanyi, dan mengibarkan bendera China.

"Wuhan terlahir kembali setelah Covid-19 dengan lebih banyak energi dan vitalitas," kata Hua Chunying, Wakil Direktur Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri, dalam sebuah twit yang menyertai video promosi.

Vivian Wu, editor BBC China di biro Hong Kong, mengatakan, pihak berwenang, dengan bantuan media pemerintah, berusaha menyampaikan citra bahwa semuanya baik-baik saja di Wuhan.

"Sampai batas tertentu, memang benar bahwa orang-orang di seluruh China bepergian dan terutama ke Wuhan," ia menjelaskan.

"Ya, kota itu tampaknya kembali normal, tetapi bagi banyak orang dan pemilik bisnis, keadaan tidak seperti sebelumnya, dan masih banyak kekhawatiran."

"Akan tetapi, pesan yang kami dapatkan dari propaganda China ialah pemerintah telah berhasil mengendalikan pandemi dengan sukses," imbuh Wu.

Pada 26 Oktober, China mencatat 91.151 kasus Covid-19 dan kurang dari 5.000 kematian. AS, dengan populasi seperempat dari jumlah tersebut, mencatat lebih dari 8,5 juta kasus dan sekitar 225.000 kematian.

"Ada kasus baru di China, tetapi tampaknya tidak di Wuhan. Kalaupun ada, pemerintah menjelaskan bahwa mereka melakukan segala hal untuk menghentikan wabah baru secara cepat dan efisien," kata Wu.

Baca juga: Trending di Media Sosial, Bagaimana Kondisi Wuhan?


Halaman:

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com