"Sampai batas tertentu, memang benar bahwa orang-orang di seluruh China bepergian dan terutama ke Wuhan," ia menjelaskan.
"Ya, kota itu tampaknya kembali normal, tetapi bagi banyak orang dan pemilik bisnis, keadaan tidak seperti sebelumnya, dan masih banyak kekhawatiran."
"Akan tetapi, pesan yang kami dapatkan dari propaganda China ialah pemerintah telah berhasil mengendalikan pandemi dengan sukses," imbuh Wu.
Pada 26 Oktober, China mencatat 91.151 kasus Covid-19 dan kurang dari 5.000 kematian. AS, dengan populasi seperempat dari jumlah tersebut, mencatat lebih dari 8,5 juta kasus dan sekitar 225.000 kematian.
"Ada kasus baru di China, tetapi tampaknya tidak di Wuhan. Kalaupun ada, pemerintah menjelaskan bahwa mereka melakukan segala hal untuk menghentikan wabah baru secara cepat dan efisien," kata Wu.
Baca juga: Trending di Media Sosial, Bagaimana Kondisi Wuhan?
Kebangkitan Wuhan sebagai destinasi pilihan wisatawan China tidak semata-mata karena kebetulan—ini adalah hasil dari dorongan pemerintah pusat dan daerah.
Pada bulan Agustus, Pemerintah Hubei mengumumkan bahwa sekitar 400 tempat wisata di provinsi tersebut akan dibuka untuk pengunjung dari seluruh negeri secara gratis mulai bulan itu hingga akhir tahun.
Meskipun jumlah pengunjung ke tempat-tempat ini dibatasi hanya 50 persen dari kapasitas maksimumnya dan para pengunjung harus menjalani pengecekan suhu, responsnya tidak terduga.
Banyak turis yang memilih Wuhan selama Pekan Emas mengunjungi Menara Bangau Kuning yang bersejarah di pusat kota.
Bangunan tersebut, dibangun pada tahun 1981, adalah salah satu tempat yang bisa dimasuki secara gratis.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan